Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seorang Guru Akan Disorot A to Z

25 Maret 2023   08:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   09:38 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dituntut selalu rapi/dokumentasi pribadi

Dari Mulai Ujung Rambut Hingga Keujung Kaki

Serorang guru dituntut rapi A to Z ,mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kaki Walaupun tidak ada aturan tertulis,tapi sejak dulu semua orang tahu, hal ini menjadi aturan tidak tertulis  ,Bila seorang guru tidak rapi pakaiannya,entah karena terburu buru ataukah karena seterika rusak di rumahnya,maka sanksi masyarakat serta merta di jatuhkan

 "Mau jadi guru? Urus diri sendiri saja tidak mampu,gimana mau mendidik anak anak ? 

Walaupun terhimpit dengan berbagai masalah pribadi dan ekonomi keluarga,seorang guru harus mampu melupakan diri sendiri,agar kegalauan hati dan pikiran,tidak terbawa ke rumah sekolah saat mengajar.  Suatu hal yang  tidak mudah,tapi bilamana sudah bertekad mengabdikan diri sebagai seorang Pendidik,maka harus mampu berdamai dengan diri sendiri dalam  hal ini

Secara tradisional, profesi guru selalu dianggap sebagai profesi yang mulia dan dihormati di banyak budaya. Sebagai seorang pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing, mengajar, dan membentuk karakter anak didik mereka. Oleh karena itu, tampilan guru juga dipandang sebagai faktor penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesinya.

Pada umumnya, tampilan rapi dan sopan dari seorang guru mencerminkan profesionalisme, keteraturan, dan dedikasi dalam pekerjaannya. Ketika seorang guru terlihat kurang rapi atau berantakan, hal ini dapat mengirimkan pesan yang tidak diinginkan kepada masyarakat, bahwa guru tersebut kurang menghargai profesi mereka atau tidak serius dalam tugasnya.

Seiring dengan tuntutan tersebut, maka terdapat aturan tidak tertulis yang mengharuskan seorang guru untuk tampil rapi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aturan ini terkadang dapat menjadi beban tersendiri bagi seorang guru, terutama jika mereka sedang dalam keadaan terburu-buru atau mengalami masalah pribadi yang mengganggu kesiapan mereka.

Namun, perlu diingat bahwa aturan ini bukanlah hanya sekadar tampilan semata, melainkan mencerminkan sikap seorang guru terhadap profesinya dan tanggung jawabnya terhadap anak didiknya. Ketika seorang guru memberikan teladan yang baik melalui penampilannya, maka akan memotivasi anak didik untuk meniru dan menghargai profesinya.

Sebagai kesimpulan, tampilan rapi dan sopan memang dianggap sebagai aturan tidak tertulis dalam profesi guru. Namun, pada intinya, hal ini mencerminkan nilai-nilai yang penting dalam profesinya, seperti profesionalisme, keteraturan, dan dedikasi. Oleh karena itu, seorang guru seharusnya selalu berusaha untuk menjaga tampilan yang rapi dan sopan agar dapat memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya serta masyarakat sekitarnya.

Jadi Guru Tidak Harus Selalu Dalam Ruangan Kelas

Walaupun saya hanya menekuni profesi diri,selama beberapa tahun dan kemudian alih profesi,tapi jiwa guru tidak pernah hilang, Dalam perjalanan hidup,saya dan isteri berkeliling seluruh Nusantara untuk mengajar teknik terapi diri . Kami berdua selalu menjaga penampilan tetap rapi,walaupun tidak jarang kurang tidur ,karena berbagai kesibukan

Hingga kini,walaupun sudah tidak lagi mengajar didalam ruangan,tapi kami berdua masih mengajar secara onile .Bedanya,kalau mengajar offline,kami selalu rapi,kalau dirumah tentu boleh berpakain bebas. 

Orang menilai kita,bukan dari titel yang disandang ,tapi dari tampilan dan body langguage,tetapi juga dari cara kita berpakaian, yang ditampilkan didepan umum. Sanksi hukuman dari masyarakat terkadang tidak berbelas kasih . Bahkan penampilan yang tidak rapi dapat menjadi "personal branding" yang menodai diri kita hingga Ke Anak cucu 

Hanya sebuah renungan kecil 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun