Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Proses Hukum Tabur Tuai

23 Desember 2022   09:36 Diperbarui: 23 Desember 2022   09:41 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kilas Balik Dalam Kehidupan Pribadi 

Hukum Tabur Tuai merambah semua orang tanpa memilih suku bangsa manapun. Percaya ataupun tidak, tak seorangpun dapat Menghindari diri dari hukum alam ini.

Yakni yang menanam akan menuai apa yang disemaikannya . Bagi yang tidak pernah menanam, jangan pernah berharap untuk memetik hasil apapun.

Yang menabur ketulusan hati ,akan menuai kasih sayang 

Kilas Balik Dalam Kehidupan 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sesuai hukum tabur tuai,2 tahun lalu kami menanam pohon pepaya Mulai  dari bijinya. 

Bayangkan menanam biji buah pepaya yang hanya lebih besar dari  kepala jarum pentul dan menantikannya tumbuh serta berbuah,bisa bikin stress. Tapi tentu saja ,kami berdua tidak duduk menunggu hingga biji pepaya yang kami tanami tumbuh dan berkembang.

Tapi setiap hari,isteri saya betah menyirami  dan selang seminggu kemudian mulai tampak bibit yang ditanam ,mulai tumbuh.

Bibit pohon Pepaya) dokumentasi pribadi
Bibit pohon Pepaya) dokumentasi pribadi

Setelah cukup besar , kami pindahkan ketanah. Tugas saya  mencangkul dan mempersiapkan tempat untuk menanam pohon pepaya.

2 Tahun Kemudian

2 Tahun kemudian, kami berdua mulai memetik hasil dari kerja keras sebelumnya 

Kami bagi kepada anak mantu cucu, serta sebagian kami nikmati berdua.

Hingga pagi ini,masih ada 11 buah pepaya yang siap panen. Bersyukur tidak sekaligus matang secara bersamaan. Sehingga setiap 3 hari kami panen satu buah pepaya.

Analogi pepaya ini dapat dijadikan kilas balik dalam kehidupan pribadi. Jangan pernah berharap mendapatkan rezeki nomplok, yang bisa diperoleh tanpa kerja keras.

No pain no gain

Kami berdua dapat menikmati hidup damai dalam kecukupan , adalah hasil kerja keras puluhan tahun 

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun