Berbagi Pengalaman Pribadi
Seperti sudah pernah saya tuliskan, tentang pengalaman teramat menyakitkan,saat ditipu mitra bussiness dan  sekaligus sahabat baik saya. Sehingga seluruh hasil kerja keras kami berdua selama belasan tahun,amblas dalam sekejab mata. Karena nilai ekspor 65 ton komoditas barang ,nilainya  bagi saya pribadi sangat fantastis,yakni setara nilai 10 unit rumah permanent pada waktu itu.Â
Orang yang setiap kali kami bertemu,selalu mengatakan :"Effendi,you are my best friend,you are my brother. Trust me ,believe me ,I dont running with your money,"ternyata tega menghancurkan hidup saya. Iklaskan ? Karena saya bukan malaikat,maka pada saat peristiwa itu terjadi,kata :"ikhlaskan" terasa sangat menyakiti hati.Â
Kalau ada yang minjam uang dan kemudian mengalami amenestia dadakan,dengan segala senang hati saya maafkan Atau yang pinjam "sebentar saja" Pulpen parker saya dan sesaat tetiba lupa ,bahwa itu pena saja,juga saya ikhlaskan. Tapi yang merampas seluruh hasil kerja keras selama belasan tahun,jangankan mengikhlaskan.Setiap kali terbayang wajahnya,kemarahan saya sampai keubun ubun.
Saya mengutuki diri sendiri,mengapa saya pernah mengenalnya?
Kemarahan dan kebencian,tanpa saya sadari telah menjerumuskan saya menjadi pemarah dan emosional. Akibatnya,saya jatuh sakit dan yang paling parah adalah saya mulai lari kepada alkohol. Akibatnya,tensi saya meroket dan terjadi perdarahan pada lambung saya.
Kondisi ini ,tidak hanya membuat diri saya menderita,tapi isteri dan seluruh keluarga ikut menanggung beban derita saya. Bolak balik berobat ke Singapore,semakin menguras sisa sisa dana yang masih ada.Â
Dukungan Isteri dan Anak Anak Sangat Penting
Bersyukur kepada Tuhan,isteri saya dengan sabar selalu mendampingi saya,begitu juga anak anak mencoba menghibur saya dengan cara dan gaya mereka masing masing. Tidak mudah bagi isteri saya,mengawal saya berobat dan tinggal dirumah sakit,sedangkan dirinya sendiri,harus tinggal di hotel sendirian di negeri orang.Â
Kecintaan isteri dan anak anak,sungguh memberikan saya kesadaran,bahwa saya masih punya sesuatu yang tak ternilai,yakni anak anak dan isteri tercinta.Apalah artinya semua harta benda saya dapatkan kembali,bila saya harus meninggalkan mereka ,karena rasa putus asa yang mendera
Sadar dan Bangkit dari Keterpurukan