Pelajaran Berharga Bagi Anak Anak
Sewaktu saya masih duduk di kelas 2 Sekolah Rakyat, pulang sekolah duduk di beranda rumah bersama nenek kami. Sambil duduk, nenek memberikan teka teki dalam  pantun yang lazim di Sumatera Barat.Â
Karena pantunya sangat menarik dan memicu rasa ingin tahu,akan jawaban dari teka teki nya,maka saya tanpa sadar telah hafal pantun teka teki tersebut,walaupun 70 tahun sudah berlalu.
Seingat saja,ada beberapa pantuan teka teki yang diberikan,antara lain:
Bersisik bukan  ikan,bermahkota bukan raja, apakah itu ?
Induknya dielus elus,anaknya diinjak injak,apa pula ini?
Orang gaek mati bersorak.Apakah itu?Â
Bila ingat tertinggal. Bila kita lupa justru terbawa. Apakah itu?
Dengan cara sangat sederhana, walaupun nenek saya tidak bisa baca tulis, tapi telah meletakkan dasar pendidikan untuk minat membaca dalam diri saya. 70 tahun sudah berlalu tapi saya masih ingat pantun yang diajarkan nenek secara verbal.
Hal ini tidak hanya dilakukan nenek saya tetapi juga tetangga di Jalan Kali Kecil daerah Pulau Karam,di kampuang halaman saya di Kota Padang tercinta.
Disamping mendidik, sekaligus menjalin hubungan batin dengan nenek. Nenek saya meninggal sewaktu saya masih di SMP. Tapi kenangan indah semasa bersama nenek menjadi pedoman bagi saya dan isteri, bagaimana bersikap terhadap cucu cucu serta cicit cicit kamiÂ
Apakah cara ini masih dilestarikan ? Sulit menjawabnya. Karena "Guru besar" generasi digital bernama Ponsel.Â
Renungan kecil di pagi cerah
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H