Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Serius Mau Menghentikan Orang Merokok Mengapa Pabrik Rokok Tidak Ditutup?

6 November 2022   19:15 Diperbarui: 6 November 2022   19:53 2390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cigarettes will rise 12.5 per cent from 71 cents to 80 cents per stick. The average price of a 25 pack of cigarettes will rise from $25-$30 to $28.25 --- $33.90. According to analysis by finder.com.au, a pack-a-day smoker will now be spending close to $922 a month with the tax increase, an increase of over $100 a month.(businessinsider.com.au)

Merupakan sebuah dilemma bagi pemerintah,disatu sisi ingin melarang rakyat merokok,disisi lain jutaaan orang,mengantungkan hidupnya pada sektor rokok  . Karena itu,sampai kapanpun,pemerintah tidak akan pernah dapat melangkah untuk menutup pabrik rokok. Yang dapat dilakukan ,hanyalah menghimbau,membatasi ruang gerak dan menaikan cukai rokok . Bagi yang sudah kecanduan tetap dapat melanjutkan merokok,karena mereka sudah memilih jalan hidupnya masing masing. 

Ibarat kata peribahasa:" Kita dapat menarik kuda hingga disumber air,tapi tidak dapat memaksanya untuk minum" Tentu bukanlah maksudnya untuk menyamakan manusia dengan kuda ,tapi  hanya sekedar sebuah analogi,bahwa pemerintah boleh saja menaikkan cukai rokok ,serta membatasi ruang gerak para perokok,tapi tidak mungkin melarang orang merokok.  Karena pemerintah mustahil dapat mengontrol kehidupan pribadi setiap orang.

Biarlah masing masing melakukan pekerjaan sesuai dengan porsi masing masing .Pasanglah poster besar besar:" Merokok itu berbahaya bagi kesehatan" dan dilengkapi dengan gambar tengkorak. Bagi para pencandu rokok,hal tersebut mungkin dianggap sebagai intermezzo dan bilang "Egp?"

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun