Di sisi lain, ada orang tua yang demi menjaga "wibawa" keluarga, tega menghukum anak secara berkelebihan. Menghantam anaknya dengan ikat pinggang atau rotan dan mempertontonkan kepada tetangga bahwa dirinya adalah orang tua yang disilpin dan berwibawa. Hal yang teramat menyakitkan ini akan terekam dalam alam bawah sadar anak-anaknya dan kelak jangan heran, saat orang tuanya tidak berdaya dan terbaring sakit, anak-anaknya hanya datang sebatas tamu menjeguk pasien di rumah sakit. Bahkan saat orang tuanya meninggal, anak-anak hanya datang melayat saat akan dimakamkan. Hal ini bukan fiksi, tapi adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan dan terjadi di sekitar kita.
Anak anak Tak Butuh Kotbah,Mereka Butuh Contoh Teladan
Jangan mencekoki anak-anak dengan petata petiti kosong ataupun berkotbah tentang cinta kasih secara berapi api, tapi tidak memberikan contoh teladan.
Satu contoh teladan yang nyata jauh lebih baik daripada seratus kotbah kosong. Kasihilah mereka dengan setulus hati, maka kelak di hari tua kita akan memetik buah buah kasih sayang dari anak cucu kita.
Hal yang Sama Berlaku Dalam Hubungan Persahabatan
Hubungan yang didasarkan atas rasa kasih sayang yang tulus,bukan hanya sebatas antara hubungan orang tua dan anak anak,tetapi juga mencakup hubungan persahabatan dengan semua orang. Perlakukanlah orang dengan kasih sayang yang tulus,tanpa membedakan kaya dan miskin,maka kita mendapatkan kasih sayang dari semua orang . Apa yang keluar dari diri kita akan beresonansi dialam semesta dan kembali kepada kita. Hal ini kembali menjamah hukum tabur dan tuai. Apa yang keluar dari dalam diri,akan kembali dalam wujud yang sama kepada kita .Ketulusan dan kejujuran adalah mata uang yang bersifat universal. Walaupun tidak semua kebaikan dibalas dengan kebaikan,jangan hiraukan hal tersebut. Tetaplah tebarkan kasih sayang dan kejujuran,dimanapun dan sampai kapanpun