Pada waktu itu Cak Nur sedang makan bubur.Sementara itu kami ditemani oleh bu Omi. Selesai makan, kami sempat ngobrol,menanyakan tentang kondisi setelah di operasi .Jawab Cak Nur:” Alhamdulillah sudah agak baikan dan sudah bisa makan bubur sedikit sedikit, Tapi kata dokter, butuh waktu yang agak panjang untuk bisa pulih kembali" Setelah itu,kami masih menemani Cak Nur makan bubur sambil duduk dikursi roda. Tidak ada perawat yang membantu ,semua dikerjakan sendiri. Tak terbayangkan bagaimana seorang tokoh nasional. menjalani hidup secara sangat sederhana. Setelah lebih kurang setengah jam,kami mohon pamitan,agar beliau dapat beristirahat
Pertemuan Terakhir
Ternyata malam itu adalah pertemuan kami dengan Cak Nur terakhir kalinya. Karena sesudah itu kami berangkat ke Australia. Pada tanggal 29 Agustus, tahun 2005, kami mendapatkan kabar duka ,bahwa Cak Nur telah dipanggil Tuhan. Beliau dimakamkan di Kalibata,di Taman Makam Pahlawan.
Walaupun saya tidak pernah berguru secara langsung dengan Buya Syafii dan Cak Nur, saya banyak belajar tentang memaknai arti kesederhanaan dan tentang bagaimana hidup harmony dalam keberagaman. Bagi saya pribadi, beliau keduanya adalah guru kehidupan. Walaupun jazad telah menyatu dengan bumi,tapi ilmu kehidupan yang diwariskan ,akan abadi bagi bangsa Indonesia
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H