Dokumentasi pribadi
Tentang Hdup Bertoleransi
Pada tahun 50-an, yakni sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah SMP seingat saya lagu "Boneka dari India" sangat populer bukan hanya di kalangan anak-anak, tapi juga orang dewasa. Pada masa itu, dapat dikatakan, tidak ada pelajar yang tidak hafal lagu karya dari Ellya Kahadam ini. Salah satu baitnya adalah :
Boneka cantik, kumimpi-mimpi
Menjadi idaman sepanjang hari
Kini ku dapat boneka baru
Untuk hadiah ulang tahunkuÂ
Dokumentasi pribadi
Sudut Pandang Yang Berbeda
Kalau dari lirik lagu tersebut di atas, tersirat makna bahwa begitu cantinya boneka dari India sehingga terbawa dalam mimpi. Tapi sesungguhnya, kita bisa memandang boneka dari sudut yang berbeda, yakni menjadi bahan pelajaran berharga bagi anak-anak tentang hidup bertoleransi, bahwa untuk berteman dan bersahabat, tidak  musti dengan orang yang cantik, tapi juga dengan orang yang mungkin kulitnya hitam dan tidak terlihat menawan.
Dengan membiasakan anak anak sedini mungkin menerima kenyataan bahwa tidak semua anak itu cantik dan berkulit bersih, tapi ada juga anak-anak yang kulitnya gelap bahkan terkesan hitam. Mendidik anak-anak agar tidak hanya menyayangi boneka cantik dan berkulit putih, tapi juga boneka yang sama sekali tidak cantik, serta berkulit gelap.
Hal ini ternyata membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan anak. Pada waktu tiba masanya, masuk ke Child Care, anak sudah terbiasa bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan warna kulit, serta mau bergaul dan berteman dengan anak-anak lainnya, kendati sama sekali tidak cantik.
Dokumentasi pribadi
Kembali ke Judul
Sebagai uji coba, saya mencoba menganti boneka yang berkulit kehitaman dengan boneka yang warnanya cerah, tapi Amelia cucu kami langsung protes dan memeluk boneka yang berkulit hitam dan tampak sikap melindungi. Bahkan menina bobokkan bonekanya serta menutupi dengan selimut dengan penuh kasih sayang.
Ternyata mendidik anak-anak dengan memanfaatkan boneka cukup efektif dan langsung dapat disaksikan side efectnya dalam kehidupan anak, dalam berinteraksi dengan teman sesama sekolahnya.
Ada banyak cara dan gaya untuk mendidik anak-anak agar jangan sampai terbelenggu oleh fanatisme yang keliru yakni bersahabat harus dengan orang sesuku dan seiman. Salah satunya adalah dengan boneka.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H