Seperti kata peribahasa: "Tidak satu jalan menuju ke rumah", maka begitu jugalah dapat dijadikan kilas balik bahwa: "Tidak satu jalan untuk bersedekah".Â
Selain dari 2 kategori sedekah yang sudah dituliskan di atas, ada lagi cara lain untuk bersedekah. Yakni, ada yang memesan barang kepada kita dengan perjanjian, begitu barang tiba, maka seluruh harga barang akan ditransferkan, tanpa pakai paket lama. Tetapi lagi-lagi terjadi semacam "musibah" barang yang sudah dikirimkan sesuai perjanjian sudah diterima ditempat tujuan, tetiba Pembeli mengalami amnesia dadakan. Segala upaya untuk menyadarkan yang bersangkutan, tidak berhasil. Padahal nilai yang lupa dibayar senilai 10 unit sedan Corolla baru pada masa itu.Â
Maka pilihan adalah:
- mengutukiÂ
- bayar tukang santetÂ
- lapor ke InterpolÂ
- atau disedekahkan saja
Maka setelah dipikir pikir dan ditimbang timbang,cdaripada uang sudah hilang dan nanti masuk neraka pula,clantaran mengutuki pembeli yang amensia,maka akhirnya,cdiputuskan untuk mengikhlaskan sebagai sedekah.
Ternyata Benar, Kami Tidak Menjadi Miskin Karena Sudah Bersedekah
Ada peribahasa yang keminggris minggrisan, yakni: " Time will be the witness. Waktu yang akan menjadi saksi, apakah benar orang yang bersedekah itu tidak menjadi miskin?" Â Puji Tuhan, Alhamdulilah, hingga saat ini, kami tidak menjadi miskin karena bersedekah. Baik bersedekah dengan ikhlas, maupun bersedekah yang diikhlas ikhlaskan.Â
Catatan tambahan:
Seperti yang sudah saya jelaskan, tulisan ini adalah pengalaman dari orang awam, yang tidak paham tentang seluk beluk yang sesungguhnya tentang makna sedekah, melainkan dari seorang yang sedang belajar, memaknai arti hidup dalam keberagaman.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H