Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah Tidak Membuat Orang Jadi Miskin, Saya Salah Satu Saksi Hidup

27 April 2022   19:06 Diperbarui: 27 April 2022   19:16 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Berbagi Secuil Pengalaman Hidup

Ada tertulis, bahwa: "Kalau anda berbuat kebaikan, hanya untuk mendapatkan pujian orang, maka sesungguhnya yang anda lakukan bukanlah sebuah kebaikan, melainkan cara untuk pamer diri. 

Misalnya, bawa "bantuan kemanusiaan" satu kendaraan penuh dan ditempat terjadi bencana alam, sudah dipersiapkan wartawan yang akan mewawancarai. Boleh jadi juga Crew televisi yang akan meliput "bantuan kemanusiaan" tersebut. Maka dalam waktu singkat, foto-foto satu kendaraan bantuan kemanusiaan ini menjadi viral dan nama Sang Dermawan masuk koran dan wajahnya terpampang di siaran televisi.

Walaupun yang dimaksudkan dengan bantuan kemanusiaan tersebut, hanyalah beberapa juta rupiah.  Kalau satu kendaraan minibus paling dapat membawa 25 kardus mie instant, berarti 25 x Rp. 100.000 per kardus, berarti total bantuan adalah 2,5 juta rupiah.  Kalau diberikan secara ikhlas, maka satu kardus mie instant sudah sangat berarti. Tetapi bila memberi untuk pamer diri, maka bukan lagi sebuah kebaikan. Mungkin kira kira hal semacam inilah yang disebut sebagai pamer kebaikan yakni baru membantu sedikit, hebohnya luar biasa.

Tapi itu biarlah jadi urusan setiap orang,kita tidak perlu ikut kepo meributkan, orang mau pamer diri. Kalau kita ingin pamer diri, tidak ada yang melarang, selama tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

Kembali ke Judul 

Pengertian sedekah menurut saya sebagai orang awam, adalah memberi bantuan, baik dalam bentuk in natura, yakni makanan dan minuman ataupun pakaian dan dapat juga dalam wujud uang tunai. 

Ada sedekah yang lahir dari rasa berbelas kasih dari lubuk hati terdalam. Tetapi ada juga sedekah karena "accident", yakni orang minjam uang dan tetiba mengalami amnesia dadakan dan lupa bahwa ia pernah berhutang pada kita. Maka daripada melaporkan ke Polisi ataupun memaki maki yang bersangkutan, jalan terbaik adalah diikhlaskan dan anggap sebagai sedekah. (Mohon maaf, ini pendapat saya sebagai orang awam)

Jadi dari catatan orang yang berhutang, namanya dicoret dan dianggap lunas, tidak peduli apakah sungguh sungguh mengalami amnesia ataupun hanya lupa lupa ingat, khususnya bila sudah berhutang. Pokoknya, dianggap saja kita bersedekah, titik.

Sedekah Dalam Bentuk Lain

Seperti kata peribahasa: "Tidak satu jalan menuju ke rumah", maka begitu jugalah dapat dijadikan kilas balik bahwa: "Tidak satu jalan untuk bersedekah". 

Selain dari 2 kategori sedekah yang sudah dituliskan di atas, ada lagi cara lain untuk bersedekah. Yakni, ada yang memesan barang kepada kita dengan perjanjian, begitu barang tiba, maka seluruh harga barang akan ditransferkan, tanpa pakai paket lama. Tetapi lagi-lagi terjadi semacam "musibah" barang yang sudah dikirimkan sesuai perjanjian sudah diterima ditempat tujuan, tetiba Pembeli mengalami amnesia dadakan. Segala upaya untuk menyadarkan yang bersangkutan, tidak berhasil. Padahal nilai yang lupa dibayar senilai 10 unit sedan Corolla baru pada masa itu. 

Maka pilihan adalah:

  1. mengutuki 
  2. bayar tukang santet 
  3. lapor ke Interpol 
  4. atau disedekahkan saja

Maka setelah dipikir pikir dan ditimbang timbang,cdaripada uang sudah hilang dan nanti masuk neraka pula,clantaran mengutuki pembeli yang amensia,maka akhirnya,cdiputuskan untuk mengikhlaskan sebagai sedekah.

Ternyata Benar, Kami Tidak Menjadi Miskin Karena Sudah Bersedekah

Ada peribahasa yang keminggris minggrisan, yakni: " Time will be the witness. Waktu yang akan menjadi saksi, apakah benar orang yang bersedekah itu tidak menjadi miskin?"  Puji Tuhan, Alhamdulilah, hingga saat ini, kami tidak menjadi miskin karena bersedekah. Baik bersedekah dengan ikhlas, maupun bersedekah yang diikhlas ikhlaskan. 

Catatan tambahan:

Seperti yang sudah saya jelaskan, tulisan ini adalah pengalaman dari orang awam, yang tidak paham tentang seluk beluk yang sesungguhnya tentang makna sedekah, melainkan dari seorang yang sedang belajar, memaknai arti hidup dalam keberagaman.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun