Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beda Ambil Muka dan Ambil Hati

28 Maret 2022   18:03 Diperbarui: 28 Maret 2022   18:05 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: momiesdaily.come

Jangan Buru Buru Menjustifikasi Orang

Kata peribahasa :"Don't judge a book by its cover" Yang dapat diterjemahkan secara bebas:" Jangan menentukan isi buku,hanya dengan membaca judul" Prinsip ini juga berlaku dalam menilai  seseorang,jangan hanya  berdasarkan penampilan atau dari apa yang tampak secara kasat mata. 

Berpijak pada prinsip ini,maka kita dapat menjalani hidup dan bergaul dengan siapa saja,tanpa  ada yang terluka hatinya,karena kita terlalu cepat menghakimi orang . 

Karena sekali kita terlanjur menghakimi seseorang dan kemudian ternyata dirinya bukan seperti yang disangkakan,maka walaupun kita minta maaf ,tapi hati yang sudah terlanjur terluka ,butuh waktu bertahun tahun untuk bisa sembuh. 

Kalau terjadi pada salah seorang sahabat atau sanak keluarga,maka walaupun sudah saling memaafkan,tapi hubungan tidak akan pernah pulih lagi seperti sediakala

Kembali Kejudul

Untuk menentukan apakah seseorang memang pantas disebutkan sebagai sosok yang suka :"Ambil muka "maka perlu mengindentifikasi apa yang kita lihat dan kita saksikan. Antara Lain:

Sikap menghormati yang berlebihan terhadap atasan 

Bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa betapa pentingnya orang yang berada didepannya

Selalu menjawab: "Baik Boss.,siap Boss " dan rela kehilangan harga dirinya  

Hal ini biasanya dilakukan oleh seorang karyawan terhadap Bossnya dengan tujuan,untuk mendapatkan perhatian secara khusus. Hal ini boleh jadi disebabkan,karena kelangsungan hidup keluarganya amat tergantung pada kerjanya .Sehingga rasa kuatir yang overdosis menyebabkan ia rela merendahkan diri dihadapan orang lain,asal saja disayangi Boss .

Selama tipe orang semacam ini tidak menjelek jelekan orang lain,maka apa yang dilakukannya ,sama sekali bukan urusan kita. Karena tidak merugikan diri kita. Yang dapat dilakukan adalah selalu mawas diri,agar jangan sampai tergelincir menjadi sosok yang suka mengambil muka 

Mengambil Hati

Berbeda dengan sosok orang yang suka ambil muka,maka mengambil hati adalah :

berusaha menyenangkan hati orang yang berurusan dengan dirinya

walaupun dari latar belakang sosial ,dirinya lebih tinggi beberapa level

boleh jadi seorang Boss tidak segan mengambil hati karyawannya ,dengan memberikan puji pujian yang tulus

pujian atau hadiah yang diberikan,sama sekali tidak karena ingin mendapatkan balasan

bisa juga mengambil hati pasangan hidup kita ,agar lebih saling mencintai

anak mengambil hati kedua orang tuanya,dengan rajin membantu dirumah

Pastor mengambil hati umatnya dengan berdiri menyalami setiap orang setelah misa usai 

Dokter mengambil hati pasien dengan mengatakan : " Gangguan penyakit anda tidak serius,jadi tidak usah cemas ya"

Calon menantu ,mengambil hati calon mertua dengan membawakan buahan kesukaan mertua

Dan seterusnya dan seterusnya

Dengan cara yang sederhana ini,maka kita sudah menjaga diri agar tidak terburu buru menjustifikasi orang lain. Mencegah adalah jauh lebih baik daripada memperbaiki apa yang sudah terlanjur kita rusakan. 

Hal yang tampaknya sangat sepele,tlaapi justru disinilah orang akan menilai kita. Apakah diri kita layak dijadikan sahabat atau perlu diwaspadai karena terlalu gampang menghakimi orang lain.

Sebagai penutup : “You have to treat others, as you want to be treated by others.”  - Perlakukanlah orang lain,sebagaimana kita ingin diperlakukan. Bila ingin disayangi ,maka sayangilah orang lain .Bila ingin dihargai,maka hargailah orang lain terlebih dulu.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun