IkanÂ
Pada masa tersebut,belum ada jendela rumah yang terbuat dari kaca dan dikampung, mobil merupakan barang langka. Sebagian besar tanah,masih semak belukar. Sehingga memungkinkan untuk menggunakan Pelanting sebagai senjata untuk berburu.Â
Beda dengan orang di era mineleal berburu, adalah demi hobi. Kalau dulu, kami berburu,demi mengisi perut. Apapun hasil buruan, akan dijadikan santapan bagi keluarga, termasuk ular dan biawak atau kelelawar.
Ketapel Laris dengan Harga Jutaan Rupiah?
Karena ditulis oleh media Kompas, maka mau tidak mau kita harus percaya, bahwa konon sebuah ketapel yang dibuat di Sukabumi, dijual dengan harga lebih dari 1 juta rupiah. (sumber: regional.kompas.com)
Saya dapat membuat Pelanting atau Ketapel ini ,hanya dalam tempo maksimal satu jam. Hanya butuh satu cabang pohon yang kaunya cukup kuat, guntingan ban dalam sepeda dan sepotong kulit sepatu yang sudah tidak terpakai lagi.Â
Karetnya harus yang masih memiliki elastisitas yang kuat, dengan mencoba menarik berulangkali dan bila tidak putus, berarti dapat digunakan.
Dan sepotong kulit sepatu yang lebarnya sekitar 4 cm x 2 cm, sebagai tempat meletakan peluru yang dapat dipungut dari pinggir jalan, yakni butiran krikil yang tajam. Bila yang mengggunakan orang  dewasa, maka ukuran kulit dan ketebalan karetnya, tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan Pelanting yang digunakan oleh para remaja.
Berburu Ikan Belanak
Ikan yang paling mudah diburu dengan menggunakan sejata Pelanting ini, adalah jenis ikan Belanak. Ikan ini biasanya berenang bergerombolan dan mengapung dipermukaan. Begitu dibidik, maka hampir dapat dipastikan ada yang kena. Bila masih berada disekitar, maka tembakan kedua dan ketiga dapat dilanjutkan. Kemudian, tinggal memungut hasil buruan dengan menggunakan tangguk.
Begitu juga berburu kelelawar. Jenis binatang malam ini, tidak akan jatuh ditembak dengan senapan angin. Walaupun mungkin sayapnya tembus oleh peluru atau bahkan ditubuhnya bersarang peluru senapan angin,kelelawar tidak akan jatuh seketika.Â