Ternyata, pimpinan kantor yang berhak menanda tangani sedang keluar kantor. Hari itu adalah hari Jumaat. Bila saya gagal mendapatkan Bill of Lading, maka berarti akan tertunda hingga hari Senin.Â
Akhirnya dengan terpaksa password lama saya gunakan lagi, yakni "Tolong diurus" kepada Staf dikantor Pelabuhan. Dan entah dicari kemana, tetiba saja sudah ketemu Boss bahkan Bill of Lading diantarkan langsung kepada saya. Hebat kan?
Sudah Selesai? Belum!
Ini belum selesai, karena hari Senin ada telpon masuk lagi "Selamat pagi Boss. Begini Boss. anak anak kan lagi liburan panjang. Jadi isteri dan anak saya akan berangkat ke Hongkong. Tolong diatur tiket pulang perginya dan jangan lupa uang sangu untuk anak isteri shopping di Hong Kong ya Boss "
Serasa darah saya naik hingga keujung rambut. Seandainya ada harimau didepan saya, mau saya telan mentah mentah. Â Tapi isteri saya mengingatkan "Koko, ini lingkaran setan. Selama kita masih mau bekerja dibidang ekspor, hal semacam ini tak akan pernah berakhir. Sabar ya Ko".
Maka jadilah saya Sinterklas yang membiayai anak isteri orang jalan jalan ke Hong Kong dan berikut shoppingnya. Alangkah "mulianya" hati saya hmmm  Kisah ini masih belum selesai, tapi karena sudah terlalu panjang saya sudahi dulu hingga disini. Masih banyak kisah unik lainnya, bila berkenan membacanya.
Bagaimana tanggapan dari para sahabat Kompasiana ?Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H