Titik Balik Kehidupan Tidak Jatuh Dari Langit,Melainkan Harus Kita Temui
Sebuah suntikan terkadang terasa  menyakitkan, tetapi suntikan itu perlu agar kita bisa sembuh dari gangguan kesehatan. Hal ini dapat dianalogikan bagaikan sebuah penghinaan.
Memang terasa menyakitkan apalagi bila kondisi ekonomi kita lagi terpuruk, bahkan dapat meracuni jiwa dengan kebencian dan dendam, bila tidak disikapi secara dewasa. Tetapi bila disikapi secara baik, maka dapat menjadi suntikan agar kita bangun dari keterpurukan dan mengejar ketinggalan dalam berbagai sudut kehidupan
Berbagi Pengalaman Hidup Â
Lima  puluh tahun yang lalu,saya dan istri masih menjadi guru. Isteri saya mengajar di bidang Paspal, yang dulu namanya jurusan ilmu Pasti. Sedangkan saya di bidang sosial budaya.
Pada waktu itu,sebagai guru,gaji kami berdua, hanya cukup untuk makan 3 minggu. Padahal istri saya sudah mengajar di sekolah dan siangnya masih memberikan privat les. Jam 3 pagi kami sudah bangun, untuk jualan kelapa. Sementara anak pertama kami yang baru berumur 4 tahun, sudah membantu, sebisanya.Â
Kami tinggal di tengah tengah pasar ,yang kalau hujan lebat pasti kebanjiran. Tikus dan kecoa,serta binatang merayap lainnya, mundar mandir di dalam ruangan, yang rangkap sebagai tempat usaha,ruang makan dan kalau malam, menjadi ruang tidur kami.sudah merupakan pemandangan sehari harian Hidup yang morat marit, mendorong kami untuk berpikir untuk masa depan anak anak.Â
Karena itu kami bertekad untuk mengubah hidup ,dengan mengubah profesi, Saya berhenti mengajar, sementara istri tetap melanjutkan mengajar.
Alih Profesi Merupakan Sebuah Keputusan BeratÂ
Saya memutuskan untuk beralih profesi, dari seorang guru,menjadi pedagang. Sejujur pada awalnya saya merasa  gamang memasuki suatu ruang lingkup,yang sama sekali  belum dikenal  menjadi pedagang,tidak cukup hanya mengandalkan kemauan dan kerja keras saja, tetapi juga butuh modal kerja.Â
Yang  berarti sejumlah uang dan saya tidak memiliki nya.Namun  tekad  untuk mengubah nasib sudah bulat. Pokoknya apapun rintangannya akan saya hadapi dan yakin: "where there is a will,there is a way".
Dimana ada kemauan, pasti disana akan ada jalan . Mencoba mencari berbagai informasi, tentang bagaimana bisa mendapatkan kredit dari bank.Â
Kabarnya pemerintah sedang memberikan kesempatan kepada orang yang mau berusaha, untuk mendapatkan pinjaman tanpa agunan yang disebutkan dengan  istilah K.T.A  atau Kredit Tanpa Agunan ,asal saja alamat tempat tinggal jelas dan sebagai jaminan adalah KTP dan KK
Dengan perasaan tidak karuan, pagi pagi saya sudah berbenah diri dan berusaha tampil serapi mungkin. Dalam kondisi seperti ini,menunggu sungguh terasa sangat menyiksa. Akhirnya, nomor antrian saya dipanggil. Saya dipersilakan masuk oleh sekuriti.
Begitu masuk, saya dipersilakan duduk dan setelah menyalami pejabat bank terkait saya duduk  dan langsung ditanyai: "Ada yang bisa saya bantu?" Saya jelaskan maksud kedatangan saya untuk menanyakan syarat untuk mendapatkan kredit sebagai modal kerja.
 Pejabat Bank tersebut menatap saya dan bertanya: "Punya Sertifikat Tanah?"
"Maaf, saya tidak punya pak," jawab saya  sesopan mungkin.
"BPKB mobil?"
"Juga tidak punya pak," jawab saya lagi.
"Lho lho...bagaimana anda mau pinjam uang, kalau tidak punya sertifikat. Kepala tidak laku di gadai kan disini...."
"Oke, nanti kalau anda sudah ada sertifikat, baru datang lagi ke sini," katanya sambil berdiri.
"Baik pak," jawab saya dengan suara yang seperti menyangkut di tenggorokan dan perasaan galau yang tidak dapat dilukiskan dengan kata kata
Saya Jadikan Turning Point
Setibanya dirumah, menyaksikan wajah saya yang tidak enak dilihat, isteri saya sudah dapat menebak,pasti permohonan saya ditolak.
Saya ceritakan bagaimana tadi siang, Kepala Bagian Kredit bank, mengatakan bahwa kepala saya tidak laku di gadai, jadi saya sakit hati. Tapi isteri saya bilang: "Koko, ini baru mulai melangkah, kog sudah mundur? Â
Pasti akan ada jalan lain. Mari kita sama sama buktikan, bahwa suatu waktu kelak,sertifikat apapun yang diminta ,ada  pada kita. Kalau kita menyerah, maka kita akan tamat sampai disini"
Hingga jauh tengah malam,saya merenung dan berdoa. Saya pikir ,benar juga apa yang dikatakan istri saya, setiap usaha pasti ada masalahnya. Dan saya tidak mungkin bisa mengubah hidup saya, bila hanya karena merasa dihina orang, terus saya jadi patah semangat.
Keesokan harinya saya bangun dengan tekad: "Saya akan bekerja lebih keras lagi. Saya pasti bisa!"Â
Sejak saat itu, tidak ada lagi hari hari libur bagi saya. Saya dan istri bekerja siang dan malam. Dari mengolah produk, mencuci, mengeringkan dan mengepak, kami lakukan, tanpa mengaji orang lain. Pokoknya A to Z kami kerjakan  sendiri. Dan bersyukur kepada Tuhan, agaknya inilah merupakan titik balik kehidupan kami.Â
Ditawai Titip ElksporÂ
Suatu waktu bertemu dengan sahabat saya  Samsuar yang mengajak saya datang ke kantornya. Saya sangat senang, karena selama ini saya sungkan berkunjung, karena kuatir tidak diterima.Â
Sore itu saya ke kantornya di jalan Diponegoro  dan saya ceritakan bahwa saya sudah berhenti mengajar dan sudah tidak jualan kelapa lagi,melainkan mencoba mengerjakan kulit manis di rumah. Dan ternyata luar biasa saya ditawari: "Kalau mau titip ekspor boleh" Rasanya senang banget dapat tawaran yang memang sangat saya dambakan.
 Setiap hari dengan penuh harapan dan keceriaan, kami bekerja keras,membangun masa depan yang lebih baik. Tidak mudah memang, tapi kami mampu melalui semuanya. Dengan penuh rasa syukur, kami sambut setiap keberhasilan kami,betapa pun kecilnya, ternyata ini adalah kunci untuk meraih cita cita,yaitu antusias dan rasa syukur,yang pada hakekatnya menciptakan kegembiraan dalam hidup kami.
2 Tahun Berselang
Dua tahun kemudian ,atas dukungan moril dari sahabat saya Samsuar, saya mendirikan perusahaan Ekspor dengan nama :"CV Tunas Sari" dan sudah mendapatkan Angka Pengenal Ekspor ,serta Aproved Trader Cassia. Berarti saya sudah jadi Eksportir mandiri. Beberapa tahun kemudian, kami sudah bisa membeli rumah, walaupun sederhana, dijalan Kampung Nias  tapi tidak lagi tinggal di daerah kumuh.Â
Rasa syukur selalu memenuhi hari hari kami, walaupun semuanya kami raih dengan keringat dan airmata.
Ternyata bila kita mampu mengisi hidup kita dengan berbagai kesibukan, maka hari hari terasa berlalu sangat cepat.
Suatu WaktuÂ
Suatu waktu, saya mendapatkan tawaran untuk mengajukan kredit dalam nilai nominal yang cukup besar,karena perusahaan saya sudah terdaftar sebagai Eksportir secara nasional. Maka saya dan isteri ke bank. Kalau dulunya naik sepeda,kini saya sudah datang dengan mengemudikan Sedan Corolla baru  dan berpakaian rapi. Â
Begitu  tiba dan kendaraan saya parkir, sudah ada sekuriti yang menyambut: "Selamat datang Bapak dan Ibu, silakan masuk," katanya sambil membukakan pintu bagi kami.Â
Begitu  kami masuk kedalam ruangan,lagi lagi ada yang menyambut:" Silakan duduk,bapak ibu. Sementara menunggu,mau saya buat kan teh,cappucino atau minuman dingin?" Sambutan yang luar biasa...
"Capuccino saja mbak," jawab saya. Dalam hitungan 2 atau 3 menit,secangkir cappucino yang masih mengepul,dihidangkan untuk saya dan istri.
Tiba tiba dari dalam ruangan kaca,keluar seorang pria berdasi,kelihatannya Pimpinan di bank tersebut. Saya berpikir mungkin ia mau keluar untuk sesuatu urusan,tapi ternyata saya keliru,karena pria tersebut mendatangi dan menyalami kami.
" Maaf, bapak ibu menunggu lama ya,mari silakan  masuk pak" katanya mengundang kami masuk ke ruang pimpinan
Tiba tiba saya ingat,pria ini adalah orang yang sama,yang mengatakan pada saya:" kepala tidak laku di gadai kan" beberapa tahun lalu..Tapi ia tidak ingat saya lagi. Dalam hati saya berterima kasih kepada pria ini,karena suntikan nya yang menyakitkan,ternyata menjadi motivasi yang dahsyat bagi saya ,untuk mengubah hidup saya.
Sebuah renungan diri:
Kata peribahasa:" Manis jangan lekas lekas ditelan,pahit jangan langsung dimuntahkan"
Karena yang manis itu mungkin racun bagi diri kita,sedangkan yang pahit bisa jadi obat.
Sebuah penghinaan bisa menjadi racun bagi kita,tetapi bila mampu menyikapi secara bijak,maka bisa dijadikan cambuk dan kekuatan yang dahsyat untuk kita mengubah hidup kita menjadi lebih baik.
Semoga kisah usang ini, ada manfaatnya bagi para pembaca,bahwa selalu ada jalan,bila ada kemauan yang sungguh sungguh untuk mengubah nasib .Kami sudah membuktikannya
Tjjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI