Suatu waktu bertemu dengan sahabat saya  Samsuar yang mengajak saya datang ke kantornya. Saya sangat senang, karena selama ini saya sungkan berkunjung, karena kuatir tidak diterima.Â
Sore itu saya ke kantornya di jalan Diponegoro  dan saya ceritakan bahwa saya sudah berhenti mengajar dan sudah tidak jualan kelapa lagi,melainkan mencoba mengerjakan kulit manis di rumah. Dan ternyata luar biasa saya ditawari: "Kalau mau titip ekspor boleh" Rasanya senang banget dapat tawaran yang memang sangat saya dambakan.
 Setiap hari dengan penuh harapan dan keceriaan, kami bekerja keras,membangun masa depan yang lebih baik. Tidak mudah memang, tapi kami mampu melalui semuanya. Dengan penuh rasa syukur, kami sambut setiap keberhasilan kami,betapa pun kecilnya, ternyata ini adalah kunci untuk meraih cita cita,yaitu antusias dan rasa syukur,yang pada hakekatnya menciptakan kegembiraan dalam hidup kami.
2 Tahun Berselang
Dua tahun kemudian ,atas dukungan moril dari sahabat saya Samsuar, saya mendirikan perusahaan Ekspor dengan nama :"CV Tunas Sari" dan sudah mendapatkan Angka Pengenal Ekspor ,serta Aproved Trader Cassia. Berarti saya sudah jadi Eksportir mandiri. Beberapa tahun kemudian, kami sudah bisa membeli rumah, walaupun sederhana, dijalan Kampung Nias  tapi tidak lagi tinggal di daerah kumuh.Â
Rasa syukur selalu memenuhi hari hari kami, walaupun semuanya kami raih dengan keringat dan airmata.
Ternyata bila kita mampu mengisi hidup kita dengan berbagai kesibukan, maka hari hari terasa berlalu sangat cepat.
Suatu WaktuÂ
Suatu waktu, saya mendapatkan tawaran untuk mengajukan kredit dalam nilai nominal yang cukup besar,karena perusahaan saya sudah terdaftar sebagai Eksportir secara nasional. Maka saya dan isteri ke bank. Kalau dulunya naik sepeda,kini saya sudah datang dengan mengemudikan Sedan Corolla baru  dan berpakaian rapi. Â
Begitu  tiba dan kendaraan saya parkir, sudah ada sekuriti yang menyambut: "Selamat datang Bapak dan Ibu, silakan masuk," katanya sambil membukakan pintu bagi kami.Â
Begitu  kami masuk kedalam ruangan,lagi lagi ada yang menyambut:" Silakan duduk,bapak ibu. Sementara menunggu,mau saya buat kan teh,cappucino atau minuman dingin?" Sambutan yang luar biasa...
"Capuccino saja mbak," jawab saya. Dalam hitungan 2 atau 3 menit,secangkir cappucino yang masih mengepul,dihidangkan untuk saya dan istri.