Sebagai Sesama Penulis di Kompasiana, Hati Kita Tentu Akan Bertanya "Mengapa?"
Entah karena memang sifat orang kalau sudah menjadi Opa dan Oma,jadi semakin sensitif  ataukah memang seharusnya kita yang mengakui bahwa Kompasiana adalah Rumah Kita Bersama terbit rasa kuatir, "Apa yang terjadi?"Â
Apalagi dibayangi dengan pengalaman pengalaman yang sangat menyedihkan, menjadikan kita was was bila diantara kita yang biasanya setiap hari saling menyapa, tetiba menghilang  . Apalagi di masa Pandemi ini, hari ini masih saling telpon ee esok harinya sudah tidak bisa lagi menjawab panggilan telpon. Rasa kuatir yang terbit dari lubuk hati terdalam.Â
Tetapi niat baik,belum tentu ditanggapi dengan baik,karena ada yang merasa seakan akan sebuah pertanyaan, "Mengapa lama tidak menulis "adalah sebuah desakan halus agar orang menulis.Â
Padahal sama sekali tidak terkait dengan urusan tersebut. Tapi tentu tidak perlu dibahas disini,karena hanya akan merusakkan suasana hati kita.
Kembali Ke judul
Walaupun ketiga putra dan putri kami sudah berkeluarga,bahkan sudah punya mantu dan cucu,tapi kami setidaknya setiap minggu tetap ada komunikasi diantara kami.Â
Bila salah satu tidak menelpon atau tidak menjawab pesan WA, maka kening saya mulai berkerut dan terpikir, "Ada apa ya?"Â
Tadi pagi puteri kami menelpon dari Wollongong dan bilang, "Sorry ya papa mama,Ing sangat sibuk,sehingga baru sempat menelpon"Â
Nah, perasaan semacam inilah yang hinggap dalam hati kami,setelah seminggu ananda Hera Veronica,tidak menulis. Tulisan terakhir adalah tanggal 10 September 2021. Â Biasanya setiap hari saling menyapa lewat kolom komentar. Bagi kami berdua, persahabatan itu nyata .Bukan sebatas basa basi untuk saling menyenangkan hati.Â