Sesuai dengan janji via telpon, esok harinya saya mengemudikan kendaraan dengan didampingi istri meluncur ke Rumah Sakit Pondok Indah.
Ternyata, walaupun kami tiba 5 menit sebelum jam yang dijanjikan,kami sudah ditunggu oleh pak Sudhamex Bersama sama kami langsung ke Bangunan C,di lantai 4 Disana hanya ada bu Omie , isteri Pak Nurcholish dan salah satu kerabatnya. Kami hanya berbicara seperlunya dengan bu Omi dan kemudian , merapat ketempat Cak Nur terbaring.
Kami berdiam diri dan berdoa di dalam hati masing masing serta membantu menerapi bersama isteri. Tidak ingin menganggu ,sekitar 30 menit kemudian,kami pamitan.Kami sempat dua kali mengunjungi beliau di Rumah Sakit Pondok Indah ini dengan tujuan yang sama ,yakni membantu meringankan rasa sakit beliau dengan terapi bioenergi.
Berkunjung ke Rumah di Bintaro
Selang beberapa hari kemudian, saya dapat dari Pak Sudahmex,bahwa pak Nurcholish Madjid sudah diijinkan pulang kerumah untuk dirawat jalan .Maka saya dan isteri mengunjungi beliau ke Bintaro Jaya,sektor II. Sempat dituntun oleh bu Omie dengan komunikasi lewat Hp .
Karena walaupun sama sama berada dalam satu komplek. ternyata saya keliru mengambil jalan. Syukur ada bu Omie yang menuntun lewat komunikasi di Ponsel.
Rumah kediaman Pak Nurcholish sederhana dan tak banyak beda dengan rumah dimana kami tinggal di sektor V. Sewaktu kami tiba,tampak Pak Nurcholish , sedang makan bubur,ditemani oleh bu Omie .
Kami menunggu hingga pak Nurcholish selesai makan Pak Nurcholish sudah bisa berkomunikasi dengan lancar, walaupun suaranya masih lemah.” yaa, sudah agak baikan dan sudah bisa makan bubur sedikit sedikit, Tapi kata dokter, butuh waktu yang agak panjang untuk bisa pulih kembali.” Kata pak Nurcholish.
Sempat bercerita tentang putra beliau yang melanjutkan studi di Amerika Serikat,yakni Nadia Madjid dan Mikail Madjid.Senang sekali mendengarkan beliau sudah dapat berkomunikasi dengan lancar. Seakan sebuah titik terang ,yang memberikan sebuah harapan kesembuhan.
Pertemuan Terakhir
Namun ternyata itulah pertemuan kami yang terakhir.Karena sesudah itu kami berangkat ke Australia. Tanggal 29 Agustus, tahun 2005, kami mendapatkan kabar duka ,bahwa beliau telah dipanggil Tuhan.dan dimakamkan di Kalibata,di Taman Makam Pahlawan. Nurcholish Madjid lahir di Jombang,Jawa Timur ,17 Maret ,1939 ,jadi terpaut 4 tahun lebih tua dibandingkan usia saya dan meninggal pada usia 66 tahun