Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Terlalu Ramah" Dapat Diartikan Memberikan Lampu Hijau

7 Agustus 2021   19:24 Diperbarui: 8 Agustus 2021   06:55 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto tahun. 1973/dok.pribadi

Payung Cinta

Suatu waktu ,saat hujan lebat turun dan semua siswa di sekolah terkurung di aula,tetiba adik saya datang mengenakan mantel.sambil membawakan mantel untuk saya dan sekaligus  sebuah payung . Karena saya sudah ada mantel,maka saya akan memberikan payung ini pada seseorang . 

Semua mata tertuju kepada saya.,tak ubahnya bagaikan kisah cinta di film India. Disana ada 3 orang Siswi yang dianggap paling dekat dengan diri saya. Yakni Lina,Ayu dan Indah Serasa semua mata tertuju pada langkah saya .Dan pada saat saya menyerahkan payung kepada seorang siswi yang bernama Lina, maka seluruh siswa dan siswi yang hadir disana bersorak sambil bertepuk tangan Tapi yang 2 orang lagi tampak sangat sedih dan sejak saat itu ,tak pernah mau menyapa saya lagi.

Ternyata luka hati semasa masih di sma ,terus terbawa seumur hidup. Saya tidak merasa bersalah,karena memang tidak pernah menebarkan rayuan gombal.apalagi sampai pegang pegang tangan. Ternyata perhatian yang berlebihan dapat menyebabkan orang salah sangka dan menyebabkan hatinya terluka dan putus hubungan seumur hidup.  Masih ada kisah lain ,tapi tidak elok saya ceritakan . Karena terkesan ,seakan akan saya adalah sosok yang ngetop semasa muda. 

Semoga tulisan ini,dapat dipetik hikhmahnya khusus bagi kaum mileneal.agar jangan memberikan perhatian yang berlebihan ,kepada orang yang tidak dicintai. Menolak cinta seseorang ,sungguh sangat tidak enak dan berakhir dengan putus hubungan persahabatan seumur hidup . Bayangkan kejadian sudah berlalu lebih dari 50 tahun lalu,tapi hingga kini kami tidak pernah saling menyapa. 

Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dengan harapan,dapat dipetik hikmahnya

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun