Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

50 Tahun Lalu Mereka Murid, Kini Jadi Sahabat

2 Agustus 2021   09:08 Diperbarui: 2 Agustus 2021   09:13 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru Bukan Hanya Pengajar, Tapi Sekaligus Pendidik

Ada guru yang memang tugasnya hanya mengajar saja dan tidak ada kaitannya dengan pendidikan. Misalnya guru piano, guru main guitar atau guru les komputer. Sifatnya hanya transfer ilmu dan transfer dana.  

Guru dalam hal ini hanya bertugas semata mata mengajarkan, sesuai bidang yang ditekuni. Murid mau bolos atau tidak masa bodo, yang penting setiap bulan uang sekolah disetor.

Hal ini berbeda dengan guru yang berdiri di depan kelas. Perbedaan mendasar adalah sosok yang berdiri didepan kelas, tidak semata mata bertugas mengajarkan ilmu, tapi sekaligus mendidik. Sehingga diharapkan kelak setelah anak didik lulus, ia bukan hanya menjadi sosok yang terpelajar, tapi sekaligus terdidik. 

Hubungan Mesra Antara Guru dan Anak Didik

Kata "mesra" disini jangan langsung dinilai negatif. Tentu bukan dimaksudkan "mesra "antara guru dan anak didik yang berlainan jenis. Melainkan semata mata "mesra" dalam arti hubungan antara Guru dan murid tidak hanya sebatas dalam ruang belajar tapi juga diluar ruang kelas. 

Kapan saja mereka membutuhkan bantuan, sebagai seorang guru seharusnya kita siap membantunya. Hal ini akan terekam dalam hati anak anak didik kita. Dan hubungan baik ini sekaligus memacu mereka berlomba lomba untuk menunjukkan prestasi mereka dalam kelas. 

Hubungan semacam ini tidak salah bila disematkan hubungan "Tak lapuk dek hujan dan tak lekang dek panas" Maksudnya walaupun kelak mereka sudah bukan lagi murid kita, tapi mereka tidak akan pernah melupakan bahwa kita pernah menjadi gurunya

Kini Mantan Murid Rata Rata Sudah Berusia 65 Tahun 

Kini anak anak yang dulunya adalah murid murid saya ditahun 67 - hingga 70 an, rata rata sudah berusia 65 tahun. Menyedihkan beberapa orang diantaranya sudah almarhum. Bahkan Eduard sempat makan siang bersama kami di Jakarta dan seminggu kemudian dipanggil Tuhan. Bulan lalu Erwin Zein, murid saya yang menjadi Kapten Kapal juga telah dipanggil Tuhan dalam pelayarannya ke Ambon. Erwin dipanggil Tuhan dalam usia 65 tahun.

Bergabung Dalam WAG

Kami bergabung dalam WAG. Setiap hari saling menyapa. Kata Darwis yang pernah menjadi Pimpinan BCA cabang Padang dan kini menjadi Pengusaha Sukses. "Kapan Bapak dan Ibu ke Padang, kabarkan ya pak. Kita jalan jalan dan menginap di Bukittinggi. Saya yang tanggung jawab selama bapak dan ibu di Padang dan di Bukitinggi" Sungguh sangat terharu mendapatkan sambutan yang begitu luar biasa.

Ada Un yang pensiunan Angkatan Laut.menyampaikan pesan "Kalau di Jakarta, bapak dan ibu adalah tanggung jawab saya"  Minggu lalu, Luanita siswa saya di SMP Pius di Padang yang sudah domisili di Kanada menyampaikan pesan "Kapan bapak dan ibu jalan ke Kanada, mohon kabarkan ya, saya jemput"

Dulu mereka adalah murid murid saya, tapi kini mereka sudah jadi sahabat baik bagi saya dan isteri. Sungguh menghadirkan rasa haru dan syukur, sudah 50 tahun berlalu tapi mantan murid murid tetap menyayangi kami sebagai guru mereka

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun