Kalau kita bawakan dalam kondisi  in case of emergency, misalnya kita pulang kemalaman dengan kereta api. Dalam gerbong hanya ada diri kita sendiri dan beberapa orang pria yang tampangnya mencurigakan. Betapapun hebatnya  diri kita seandainya kita dirampok amat kecil kemungkinan dapat menghadapi mereka dengan tangan kosong. Kita butuh senjata. Tapi apa? Â
Kita hanya orang  awam dan Indonesia tidak sama seperti di Texas dimana senjata api bisa dibeli kayak beli mainan. Di negeri kita, bawa bawa pisau dipinggang sudah dapat di pidanakan karena dianggap punya niat tidak baik.
Yang ada di tangan kita hanyalah sebuah majalah. Mungkin ada yang terpikir, emangnya mau pukul nyamuk pakai majalah? Ntar dulu jangan buru buru mengambil kesimpulan ya sayang .Â
Gini, gulunglah majalah tersebut hingga padat sehingga tidak ada lagi celah diantara lipatan  .Nah ,kini senjata sudah ada ditangan. Bila caranya tepat, maka dengan majalah kita bisa memecahkan tembok. Ini bukan bualan,tapi sudah saya praktikanÂ
Caranya adalah gulungan majalah digenggam dengan kuat dan  bila terjadi ada serangan, maka caranya adalah menyodokkan gulungan majalah ke dada atau ke perut perusuh. Â
Jadi penggunaannnya tidak seperti memukul nyamuk, tapi di sodokkan. Majalah yang sudah digulung ini kekuatannya hampir sama dengan sepotong kayu. Hanya cara memanfaatkannya dengan disodokkan
Tehnik bela diri dengan menggunakan majalah ini saya pelajari dulu dari guru Karate saya semasa masih di SMA. Dan dalam latihan menggunakan majalah ini tanpa sengaja saya menyodok terlalu keras, akibatnya sparring partner saya jatuh pingsan.  Awalnya saya kira cuma main main,tapi ternyata pingsan benaran ,karena mungkin saya terlalu keras menyodoknya . Saya menyesal dan tidak lagi pernah menggunakan untu main main .
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H