Tentu saja tidak mungkin "menuntut" setiap orang untuk memberikan vote atau komentar pada setiap tulisan kita,karena setiap orang kerjanya bukan cuma menulis doang Hal ini juga secara pribadi saya rasakan.Â
Seringkali setelah posting sebuah artikel,saya dan isteri langsung keluar rumah. Maka ucapan :"Selamat pagi" baru saya jawab dengan ucapan "Selamat malam".Atau terkadang setelah saya dikunjungi.eee saya lupa balas mengunjungi. Dalam hal menjawab komentar,saya kalah jauh dari isteri saya. Yang rajin mencatat sekian puluh nama dan kemudian menandai satu persatu,mana yang komentarnya sudah dijawab dan mana yang belum . Isteri saya tidak akan tidur,bila belum semua komentar yang masuk,ditanggapi.Â
Dalam hal ini saya kalah jauh. Karena disamping menulis di Kompasiana,saya butuh waktu menjawab puluhan pesan di facebook dan di beberapa WAG (cari alasan pembenaran diri )
Saling menyapa antar sesama Penulis,tampak sangat sederhana dan sepele,tapi sesungguhnya merupakan "bahan bakar" bagi kita agar tetap menulis.Bayangkan,seandainya tulisan kita tidak ada seorangpun yang mau memberikan vote dan  komentarnya,semangat menulis kita akan rontok dan akhirnya berhenti menulis'.Ibarat kita buka warung,terus tidak seorangpun yang datang berbelanja,akhirnya warung ditutup.
Terima kasih kepada semua sahabat Kompasianer yang telah berkenan membaca dan menyemangati saya melalui vote dan komentarnya.Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H