Tidak Cukup Hanya Dengan Semboyan
Bahwa perbedaan bukanlah sebuah kutukan,melainkan sebuah berkah,semua orang sudah sangat memahaminya. Tinggal terserah pada pribadi masing masing dalam upaya mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kalau mau berbicara sejujurnya,kita tidak mungkin dapat menyukai semua orang ,karena ada kalanya terjadi benturan sifat ataupun karena berbeda sudut pandang dalam kehidupan.Â
Belajar dari kehidupan yang dijalani,akan menghadirkan butir butir pencerahan dalam diri kita,agar semakin arif dan bijak dalam memaknai arif sebuah kehidupan.Termasuk hidup dalam lingkungan yang berbeda dalam banyak hal. Boleh jadi beda suku,beda budaya ,beda bahasa serta beda dalam menjalani iman kepercayaan masing masing. Karena hidup ini sesungguhnya merupakan Universitas Kehidupan,dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar tentang apa saja,termasuk tentang menyikapi hidup dalam keberagaman.Â
Siapapun adanya diri kita,percaya atau tidak percaya,tidak akan pernah dapat menghindar dari Hukum Tabur dan Tuai. Apa yang ditabur sewaktu masih muda,akan dituai saat kita menjelang menjadi tua. Tulisan ini adalah cuplikan dari pengalaman hidup kami,yang sudah lulus dari Universitas Kehidupan dengan gelar :"P.H.D" yakni Poor Hungry and Desperate .. Karena bersyukur kepada Tuhan,karena  sudah pernah menjalani hidup sebagai orang miskin,menderita sakit dan hidup tak ditengok sebelah mata oleh orang,kami mampu hidup dalam segala perbedaan,serta menghadirkan srasa simpati dan empathy menyaksikan derita orang lain
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H