Ini Cerita Tempo Dulu
Saya masih ingat dengan jelas ,di kampung halaman saya di kota Padang,bila kakek atau neneknya pernah terkena TBC,maka bukan hanya kakek atau nenek saja yang harus menderita,tapi seluruh anggota keluarga.Â
Walaupun kelak kakek atau nenek sudah sembuh,namun stigma bahwa penyakit Tbc adalah merupakan kutukan,tidak serta merta hilang. Yang paling merasakan akibatnya adalah anak anak perempuan.Â
Karena setiap kali akan dijodohkan,maka pertanyaan pertama adalah :"Anak siapa?" Begitu disebut nama kedua orang tuanya,maka akan langsung mendapatkan reaksi" Oh,cucu si Anu ,yang Tbc itu ya? Ya,nggak usahlah. kita lanjutkan lagi,karena kami tidak mau nanti keturunan kami akan mengalami hal yang sama.
Hal ini bukan hanya merupakan berita hoaks dalam kalangan masyarakat,tetapi sungguh merupakan sebuah kenyataan. Kota Padang kecil,sehingga jangankan ada anak yang lahir,anak ayam saja menetas,sekampung akan tahu.Â
Kalau kita batuk batuk dan memeriksakan diri ke dokter,pertanyaan pertama adalah :"Apakah ada dalam keluarga yang terkena Tbc?" Karena penyakit ini paling mudah menular dan tentu orang yang paling rentan adalah anggota keluarga yang setiap hari pasti ketemu dan berkomunikasi
Saat saya mengalami kecelakaan ,karena terpeleset ditangga pesawat dan mengalami luka dalam dan kemudian mengalami infeksi,maka hasil mediacal check up,saya dinyatakan mengalami gangguan pneumonia ,karena infeksi paru paru. Langsung saya di Karantina selama satu bulan di Rumah Sakit Umum di kota Wollongong. Â
Dokter dan perawat yang datang memeriksa saya,mengenakan pakaian yang mirip astronot ,yang saya tidak tahu istilahnya dalam ilmu kedokteran. Didepan kamar ada tulisan besar ,yang menyatakan bahwa saya dikarantina dan dilarang masuk.
Sedih banget rasanya,sendirian dalam kamar di rumah sakit dan tidak boleh ditemani oleh keluarga.. Hanya boleh dibezuk pada jam tertentu dan kemudian harus pulang. Setiap kali harus meninggalkan kamar dimana saya dirawat,mata isteri saya basah oleh air mata.Â
Syukurlah akhirnya setelah satu bulan menginap,saya di nyatakan sembuh. Dokter Morentos,Specialist Paru Paru memperlihatkan kepada saya tulisan :"Qarantine " yang ditempelkan di pintu masuk dan kemudian merobeknya didepan saya dan isteri dan dengan gembira mengatakan:"Effendi, now you are free!" Â Ternyata saya tidak bukan Tbc,tapi mengalami infeksi paru paru. Rasanya bagaikan dibebaskan dari penjara
Bagi orang yang sudah termasuk kriteria senior,maka untuk mendapatkan Visa kunjungan ke Australia,sangat sulit.Karena disamping segala urusan surat menyurat secara format ,jaminan keuangan,masih ada satu lagi,yakni medical check up. Mengenai gangguan kesehatan ,seperti hipertensi , kolestrol ,gangguan jantung dan gangguan penyakit lainnya,kemungkinan untuk mendapatkan visa masih ada celahnya.
Akan tetapi bilamana rerdeteksi ada infeksi paru paru atau dalam catatan kesehatan,pernah mendapatkan TBC,maka jangan harap permohonan visanya akan di terima. Hal ini dialami oleh salah seorang teman saya,yang sesungguhnya sudah beberapa kali berkunjung ke Australia,karena ada putri dan cucunya disini.Tetapi terakhir,tahun lalu visanya ditolak,karena dari hasil medical check up ,dirumah sakit yang ditunjuk,teman saya terdeteksi mengalami infeksi paru atau disebut pneumonia
Ternyata Ini Sebabnya
Beberapa tahun lalu, saat kami ke Kalgoorlie ,kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Boulder Town Hall,semacam museum disini.Diruang atas ,tampak ada tulisan yang isinya nenjelaskan bahwa di tahun 1918 pernah terjadi epidemic di dunia. Sekitar 50 juta orang tewas.
Di Australia sendiri dalam waktu singkat tewas sekitar 12.000 orang,akibat dari Tbc Rupanya sejarah kelam masa lalu ini,selalu dijadikan pedoman dan tuntunan bagi warganya,agar selalu waspada terhadap penyakit yang penyebabnya adalah gangguan ada paru paru (pneumonia)
Usaimembaca keterangan yang di pajang disana,saya baru memahami ,mengapa orang Australia, sangat takut mendengarkan kata :"Tbc" .Mungkin sudah menjadi trauma,akan kejadian dimasa lalu
Dan hal ini masih tetap berlaku hingga saat ini,bagi yang ingin berkunjung ke  Australia .Bila dalam hasil record medis,ternyata pernah mengalam penyakit Tbc,maka jangan berharap Visa akan diterbitkan. Begitu dahasyatnya  penyakit paru paru yang bernama  Tuberclose atau Tbc ini
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H