Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berjiwa Nasionalis Bukan Sebatas Slogan

14 Maret 2021   05:18 Diperbarui: 14 Maret 2021   06:47 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi /bersama di KJRI Perth

Tapi Melalui Tindakan Nyata

Sesungguhnya kita tidak perlu umbar  dan sesumbar dimedia sosial bahwa kita berjiwa nasional yakni mencintai Indonesia sebagai Tanah Tumpah Darah kita. 

Apalagi bila cuma sebatas slogan dan kata kata muluk,untuk memancing decak kagum orang banyak,bahwa diri kita adalah "orang Indonesia tulen" Kalimat bombardir :" I love you Indonesia!" You are always in my heart" tentu saja tidak ada salahnya.sebagai cetusan rasa kangen terhadap tanah air dimana kita dilahirkan dan dibesarkan,khususnya bagi yang berada dirantau orang . 

Tapi hendaknya janganlah menghentikan langkah sebatas dapat puji pujian orang,bahwa diri kita adalah orang yang berjiwa nasionalis. Tapi dilanjutkan dalam hal hal kecil pada setiap kesempatan yang ada.

ket.foto: Expo Milan di Italia/dokumentasi pribadi
ket.foto: Expo Milan di Italia/dokumentasi pribadi
Tidak Satu Jalan Menunjukan Kita Berjiwa Nasional

Sebagaimana ada frasa:"Tidak satu jalan menuju ke Roma" atau frasa made in sendiri:"Ada banyak jalan menuju jalan pulang ker umah".

Maka begitu jualah sebagai orang Indonesia,kita tetap dapat menunjukan jiwa nasional kita di negeri orang,walaupun apa yang kita lakukan tidak masuk koran .

Karena rasa cinta tanah air, terlahir dari lubuk hati yang terdalam,bukan lantaran ingin mendapatkan pengakuan bahwa diri kita adalah sosok yang berjiwa nasional.Ada begitu banyak caranya yang dapat dilakukan,antara lain memperkenalkan tanah air kita melalui:

  1. tutur bahasa
  2. masakan
  3. cara berpakaian
  4. bergabung dengan komunitas sesama orang Indonesia

ket.foto : bersama komunitas orang Indonesia di Perth/dokumentasi pribadi
ket.foto : bersama komunitas orang Indonesia di Perth/dokumentasi pribadi
Setelah memutuskan untuk menetap di Australia,maka selain dengan bergaul dan berbaur dengan warga lokal,sesuai dengan peribahasa:"Dimana bumi dipijak,disana langit dijunjung" kami juga bergabung dengan berbagai komunitas sesama orang Indonesia yang bersifat Non Politik.  

Menyempatkan untuk hadir dalam setiap kesempatan untuk dapat bertemu dan berkenalan dengan sesama orang Indonesia. Dan dalam setiap pertemuan,kami selalu menggunakan bahasa Indonesia

Begitu juga di rumah kami berbicara dalam bahasa Indonesia. Kalau ada anggota keluarga yang berulang tahun, kami menyanyikan lagu :" Panjang umurnya " dan "Potong kuenya" disamping lagu "Happy Birtday to You".

Menyanyikan lagu lagu dalam bahasa Indonesia,mengingatkan bukan hanya pada diri pribadi,tapi bagi anak cucu semuanya,bahwa kita adalah orang Indonesia. Tinggal di negeri orang entah karena alasan apapun,tapi kita tetap adalah orang Indonesia

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Masakan

Dalam berbagai pertemuan dengan warga lokal,kami selalu membawa masakan khas Indonesia,seperti :"Nasi Goreng " dan "Rendang Padang" Dengan cara sederhana ini,setidaknya kami sudah memperkenalkan Indonesia kepada  berbagai suku bangsa di dunia,dalam skala kecil

dokumentasi pribadi/bersama komunitas Indonesia di Wollongong
dokumentasi pribadi/bersama komunitas Indonesia di Wollongong
Cara Berpakaian

"Mencintai produk Indonesia" bukan hanya sebatas sekali setahun menggunakan batik,tapi pada hampri setiap kesempatan yang ada. Dan ternyata batik merupakan pakaian yang sangat menarik perhatian teman teman di Australia ,khususnya yang datang dari berbagai negara di dunia. 

Maka setiap tahun bila pulang kampung,kami ke Tanah Abang,memborong lusinan baju batik,Sehingga dikira mau buka toko batik di Australia. 

Baju batik yang harganya sekitar 100 ribuan di Tanah Abang merupakan Hadiah yang tak ternilai bagi teman teman kami orang Australia. Padahal 100 ribu rupiah adalah setara 10 dollar. Kalau belikan hadiah di Australia, 10 dollar hanya dapat coklat satu kotak kecil

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Nah,karena berbagai keterbatasan,kita tidak mungkin melakukan hal hal spektakuler untuk menunjukan bahwa diri kita adalah orang Indonesia yang tidak melupakan asal usulnya. Selama belasan tahun tinggal di Australia,saya menjadi saksi bahwa hampir seluruh orang Indonesia yang tinggal di Australia,tidak  kehilangan jiwa nasionalnya.Hanya satu dua orang remaja mileneal,yang bersifat kebarat baratan,ya biasalah yang namanya remaja yang sedang mencari jati diri. 

Setiap orang dapat melakukan hal hal kecil dalam hidupnya,untuk menunjukan bahwa kami tinggal di Australia,tapi tetap orang Indonesia .

Renungan kecil di hari Minggu Pagi

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun