Gegara ditantang oleh Kompasiana untuk menuliskan kisah hidup tentang Sweet Karma yakni termakan omongan sendiri, maka sebagai orang yang tidak pernah mau kalah dengan siapapun akhirnya saya tulis artikel ini.Â
Tapi sejujurnya agak risih saya menyebut nyebut kata "karma" karena sesungguhnya saya tidak memahami secara mendasar tentang arti dan makna dari "karma " yang sesungguhnya.
Bagi saya pengertian "Karma" adalah semacam hukum tabur tuai atau hukum causaliteit yang sering disetarakan dengan "hukum sebab dan akibat" Jadi kalau sampai terjadi salah penafsiran tentang makna karma tanggung jawab berada ditangan Admin yang mendorong dorong Penulis di Kompasiana ini untuk menulis tentang sweet karma.Â
Karena ada himbauan agar kita semua membuka diri terhadap segala kritikan, maka saya ingin menyampaikan kritikan mengenai penggunaan kata "termakan omongan sendiri". Karena pengertian "termakan" bermakna "tanpa disengaja" Tapi artikel yang saya tulis saat ini menceritakan bagaimana saya" memakan omongan sendiri'
Kembali ke Judul
Awalnya yang hobi Amatir Radio  dirumah kami adalah putra pertama kami Irmansyah Effendi. Sejak dari SMA kelas 1 sudah ikut ujian negara dan lulus serta berhak menggunakan Call Sign "YD 5 BDJ" Dan tidak berhenti hingga disini, Irman lanjut ikut ujian naik ke level YC (Yankee Charlie).
Nah, awalnya setiap kali pulang dari kantor saya dengar suara brisik amat, kresak kresek dan sayup sayup terdengar suara "Roger roger.. five and nine... how do you copy me over?" Â
Wah, cuma bicara mengenai minum kopi? Pikir saya pada waktu itu. Dan saya bilang keputra kami "Tolong volume radio diminimalkan, pusing papa dengar bunyi kresak kresik."
Suatu hari pas di hari MInggu kami semuanya dirumah. Diajak oleh putra kami "Papa, minggu depan ada ujian Amatir Radio, papa dan mama bisa ikut, Diadakan di Universitas Bung Hatta dekat dengan rumah kita" Maka saya mulai duduk mendengarkan. Ternyata yang dimaksukan dengan "fine copy" itu bukan mengenai kualitas kopi yang baik, tapi istilah Amatir Radio untuk menunjukan bahwa bisa menerima dengan baik. Sejak saat itu saya jadi betah  Kalau dalam kisah kitab perjanjian lama Hawa yang menggoda Adam, tapi dalam hal ini saya yang menggoda agar istri juga ikut terlibat.
Maka kami mulai menghafal kayak anak sekolahan "A- Alfa- B- Braco - C -Charlie " dan seterusnya dan minggu depannya kami ikut ujian Amatir Radio ( ORARI) dan kami berdua lulus!Â
Dari Benci Jatuh Cinta
Dari awalnya kami benci dengar bunyi krasak krusuk, akhirnya kami berdua jatuh cinta pada hobi ORARI . Dari YD kami kejar hingga mendapatkan YC Â dan YB. Call Sign kami pada waktu masih di Padang adalah YB5BEE dan YB5BEH. Bahkan saya diangkat menjadi Ketua Club Station YB5ZAP Dan pernah dipercayai untuk memimpin rombongan Amatir Radio Sumatera Barat untuk ikut kegiatan nasional di Palembang. Menjadi Penanggung Jawab Staton Bantuan Pemilu dan seterusnya tanpa mendapatkan imbalan satu peserpun. Jadi hobi adalah hobi dan tidak dikaitkan dengan kepentingan financial dalam bentuk apapun.
Paling Rumit Belajar  Kode Morse
Pelajaran paling sulit bagi kami berdua adalah mempersiapkan diri menghadapi ujian Kode Morse. Sebulan lamanya setiap pulang dari kantor, kami duduk belajar bagaimana menerima dan mengirimkan berita dengan mengunakan  kode morse seandainya cuaca tidak mendukung untuk penyampaian berita melalui voice .Â
Ternyata untuk menerima,jauh lebih sulit daripada mengirimkan berita. Tapi demi cinta  pada ORARI, kami dengan tekun belajar dan lulus pada ujian YB yang pertama di Sumatera Barat. Â
Mendapatkan I.A.R Â Seumur hidup
Belakangan pindah ke Jakarta. Call Sign kami disesuaikan menjadi YB0BEE dan YB0BEH untuk istri saya.  Kami diangkat menjadi Pengurus ORARI Pusat  dan bertugas sebagai Ketua Bidang Nugraha dan istri sebagai Ketua Bidang QSL Bureau. Bahkan kami mendapatkan penghargaan :
All Indonesian Award dan puluhan award dari luar negeri. Hingga kini kartu Ijin Amatir Radio (I.A.R.) kami dinyatakan berlaku seumur hidup,sebagai tanda penghargaan ,kami sudah membaktikan diri di ORARI selama belasan tahun,tanpa mendapatkan imbalan dalam bentuk apapun,kecuali  piagam penghargaaan. Demi cinta akan hobi,saya siap menempuh perjalanan yang sulit.Apalagi demi cinta akan isteri tercinta,saya siap mempertaruhkan nyawa saya. (muji.diri.com.id)
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H