Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kiat Menulis Apa Saja yang Tampak

6 Februari 2021   04:38 Diperbarui: 6 Februari 2021   05:28 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita Semua Adalah Penulis Bebas Bukan Penyusun Undang Undang

Banyak orang yang ingin menulis, tapi tidak punya keberanian untuk menulis. Padahal paling kalaupun tulisannya kurang bagus,tidak akan ada hukuman yang bakal dijatuhkan. Hal yang terjelek adalah tidak mendapatkan label dari Admin atau hanya dibaca oleh beberapa orang saja. 

Ada juga yang memberikan alasan "Bingung mau tulis apa?" Sudah jalan jalan untuk menemukan ide.tapi sampai dirumah,saat mau menuangkannya dalam bentuk tulisan, eee lupa apa yang mau ditulis. 

Alasan lain,sudah mulai menulis, tapi dipertengahan atau dipertigaan jalan,tulisan macet,karena menemukan jalan buntu.Akhirnya naskah menggantung dan tidak jadi diposting.

Mengapa bisa terjadi demikian? Jawaban tunggal "Karena terlalu banyak pertimbangan". Padahal kita hanyalah seorang Penulis di Blog yang bernama Kompasiana bukan penyusun undang undang atau menulis sebuah surat perjanjian jual beli,sehingga harus begitu hati hatinya karena kalau terjadi kesalahan  menulis satu huruf saja bisa fatal akibatnya. 

Menulislah Dengan Bebas Tanpa Beban

Sejujurnya,saya bukan tipe Penulis hebat juga secara minim memahami tentang tata bahasa Indonesia yang baik,walaupun dulu saya kuliah di IKIP mengambil jurusan bahasa.  

Juga tulisan saya amat jarang bisa menembus Artikel Utama. Tapi kalau sekedar menuliskan hal hal yang sederhana ,saya bisa menulis tanpa beban 5 artikel setiap hari tanpa perlu bukan kamus dan tanpa perlu bersusah payah mencari referensi. Karena apa saja yang lewat atau tampak didepan mata dapat dituliskan menjadi sebuah arikel.

Contoh:
Pagi hari saat duduk menyeruput secangkir kopi hangat. Maka kita dapat menulis artikel dari beberapa sudut pandang,mengenai kopi. Untuk mempraktikkan kata kata saya ,maka saya tuliskan disini secara ringkas.

Contoh Tulisan:

Hidup Hemat Dapat Dimulai Dari Secangkir Kopi (artikel 1)

Banyak orang yang berprinsip,lebih enak minum kopi di Cafe ketimbang dirumah sendiri. Karena minum secangkir kopi di Cafe ,paling harganya sekitar 7 dolar.

Dengan minum kopi di Cafe, sekaligus dapat menikmati sepotong kue. Dan semuanya ini ,sama sekali tidak perlu merepotkan isteri,dengan hanya mengeluarkan uang sekitar 12 dolar setiap sarapan pagi di Cafe

Padahal, waktu yang digunakan untuk duduk minum kopi di Cafe,dapat dimanfaatkan untuk :"me time" bersama pasangan hidup. Walaupun hanya 10 menit,tapi sudah cukup untuk meremajakan hubungan kekeluargaan

Hal kedua,walaupun tampaknya sepele cobalah dihitung, dalam sebulan berapa dana yang harus dikeluarkan untuk hanya minum secangkir kopi dan sepotong kue? Kalau semuanya dilakukan dirumah. 

Secangkir kopi dan sepotong kue paling 5 dolar.Sehingga dengan menikmati sarapan pagi dirumah masing masing,maka ada beberapa manfaatnya  yang dapat dipetik, Antara lain:

  • Uang yang dibelanjakan di Cafe dapat dimanfaatkan untuk dinikmati bersama pasangan hidup
  • menikmati :"me time" bersama keluarga
  • menghemat beberapa dolar setiap pagi

Atau menulis kisah perjalanan dari biji kopi yang dipetik dari kebunnya,dijemur,digiling hingga siap untuk disajikkan,berapa hari dibutuhkan untuk berproses,hingga kita dapat menikmati secangkir kopi?  Dan seterusnya

Dan seterusnya dan seterusnya

Atau Mendengarkan Kicauan Burung (artikel 2)

Bagi yang tidak minum kopi, mungkin sambil duduk didepan jendela kamar terdengar kicauan burung yang amat merdu. Kehadiran seekor burung yang berkicau sudah dapat menjadikan hidupnya bermanfaat. Karena dengan kicauannya ,burung tersebut telah menghadirkan kegembiraan bagi orang lain yang mendengarkan. 

Nah,kalau seekor burung mampu menjadikan hidupnya bermanfaat bagi orang banyak,mengapa kita tidak bisa? 

Dengan duduk murung di pagi hari,maka kita sudah menebarkan energi negatif bagi seluruh anggota keluarga kita dan siapa saya yang ada di dekat kita. Kalau seekor burung kecil saja mampu menghadirkan kegembiraan kepada kita,masa iya kita tidak bisa?

Untuk belajar di Univesitas Kehidupan ini,kita tidak perlu terlalu banyak teori,tapi langsung to the point. Karena sesungguhnya hidup ini adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir Dan seterusnya...

Kilas Balik

Nah, sesungguhnya menulis itu tidak sulit,yang sulit adalah bagaimana menulis artikel yang sesuai dengan selera pembaca ? Karena apa yang menurut kita sangat menarik,boleh jadi bagi orang lain hanya merupakan masalah kecil tak berarti. Sebaliknya ,artikel yang kita tulis sambil menunggu datangnya kereta api,tetiba dibaca orang banyak. Apakah dalam menekuni hobi tulis menulis juga ada pengaruh :"hokki?" ,sejujurnya saya tidak bisa menjawab.

Kalau dibilang "menulis artikel yang sesuai dengan selera admin dan para pembaca itu sangat sulit" saya percaya akan hal itu,karena walaupun sudah menulis lebih dari 5 ribu artikel,hingga detik ini sejujurnya saya belum mampu menemukan titik temu ,tulisan yang macam apa yang sesuai selera Admin dan selera Pembaca.

Tapi keputusan ada ditangan kita masing masing,tergantung niat kita,menulis untuk apa?  The choise is yours 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun