Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Golden Anniversary" Hubungan Guru dan Murid

15 Januari 2021   20:06 Diperbarui: 16 Januari 2021   04:30 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ket.foto: Ketika mengajar di SD 1967-1968/dokpri
ket.foto: Ketika mengajar di SD 1967-1968/dokpri
Bukti Nyata Bahwa Hubungan Guru -Murid Tak Sebatas Tahun Ajaran

Pagi tadi saya dapat pesan di WAG dari Darwis, salah satu murid saya ditahun 1968 di SD St.Fransisskus RK II di Padang. Intinya: "Kapan kembali ke Indonesia, saya undang bapak dan ibu untuk kita melakukan perjalanan keliling Sumatera Barat. Seluruh teman teman sekelas juga diundang. Khusus umtuk bapak dan ibu, saya sediakan satu kamar di Santika Hotel di Bukittinggi." Dan ditutup dengan kalimat: " Kapan saja bapak dan ibu mau datang, saya siap" Mendapatkan tawaran yang begitu hangat,rasanya sangat terharu. Karena yang mengundang adalah anak didik saya semasa mereka masih di SD, yakni lebih dari 50 tahun lalu.

img-20191123-wa0046-600209868ede4851aa18b7e5.jpg
img-20191123-wa0046-600209868ede4851aa18b7e5.jpg
ket.foto: Anton dan Hariffudin bersahabat sejak usia 12 tahun dan hingga kini keduanya berusia 65 tahun,tetap sahabat/dok.pribadi

Dan Un, salah seorang murid yang sekelas dengan Darwis, langsung mengirimkan pesan: " Kalau di Sumatera Barat tanggung jawab Darwis. tapi kalau di Jakarta tanggung jawab saya. "

ket.foto: Un mantan murid SD bersama keluarganya /dokpri
ket.foto: Un mantan murid SD bersama keluarganya /dokpri
Direncanakan 2 Kali Pertemuan

Walaupun belum ada keputusan mengenai rencana tersebut, tapi karena sebagian yang tinggal di Jakarta dan Surabaya tidak dapat ikut tur keliling Sumatera Barat. tampaknya, acara pertemuan kami akan terbagi dalam 2 kelompok yakni di Jakarta dan di Padang. 

Hal ini membuktikan bahwa kalau ingin hubungan guru dan anak anak didik awet sepanjang hayat, maka tidak cukup berdiri didepan kelas sebatas mengajar. Tapi sekaligus menjadi orang tua bagi seluruh anak anak didik kita. 

Harifuddin Lalo bersama keluarga/dokpri
Harifuddin Lalo bersama keluarga/dokpri

Sewaktu mengajar, sesungguhnya hidup kami dalam kondisi yang morat marit dan gaji saya sebagai guru,pada waktu itu hanyalah Rp.16.000 --(terbilang " Enam belas ribu rupiah) dan tunjangan in natura dalam bentuk beras sebanyak 9 kg (sembilan kilogram)  

Praktis gaji plus tunjangan beras hanya cukup untuk kami hidup selama 2 minggu. Bersyukur, isteri saya juga mengajar sehingga penghasilan kami digabung sehingga dapat bertahan hidup. Gaji sebagai guru yang jauh dari memadai,bukanlah alasan untuk melakukan tugas setengah hati.karena saya yang memilih mau menjadi guru pada waktu itu

ket.foto: bersama mantan murid saya di SD /dokpri
ket.foto: bersama mantan murid saya di SD /dokpri

Anak Anak Didik Bebas Datang Kerumah Kami

Anak anak dididik saya bebas datang ke rumah kami sore hari. Baik untuk belajar maupun untuk bermain main. Bagi saya dan isteri mereka kami perlakukan sebagai anak kami sendiri. Dan ternyata pengalaman mereka semasa masih kecil tertanam dalam hati dan walaupun kini mereka sudah menjadi kakek, tapi hubungan kami tetap awet. 

Kalau dulu saya panggil mereka dengan "kalian", kini panggilan saya ganti menjadi "Halo teman teman semuanya" Usia mereka rata rata adalah 65 -66 tahun. .Uniknya,hampir setiap pagi ada ucapan :"Selamat pagi pak " di WAG dari mantan murid murid SD saya . Sebuah sapaan sederhana tapi penuh kehangatan rasa persahatan. Tidak jarang mereka mengirimkan  lagu lagu nostaligia khusus untuk saya. Ada rasa haru dalam hati,bahwa hubungan guru dan anak didik,tidak hanya sebatas habis tahun ajaran.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya, bagi yang profesinya sebagai guru bila ingin hubungan relationship dengan anak anak didik tetap awet hingga sama sama menua, maka tidak cukup berdiri di depan kelas hanya sebagai Pengajar, tapi sekaligus menjadi pendidik dan orang tua bagi anak anak didik kita Hingga kini,setiap hari,kami saling sapa lewat WAG antara saya dan mantan murid murid SD

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun