Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Cucu Nabi

10 Desember 2020   09:56 Diperbarui: 10 Desember 2020   10:39 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tapi Merasakan Mujizat Berkali Kali Secara Pribadi 

Ada yang mengatakan bahwa hanya orang orang pilihan Tuhan yang dapat merasakan mujizat dalam hidupnya,tentu saya sah sah saja. Dan secara pribadi saya juga boleh mengatakan dan menuliskan bahwa:"Setiap orang yang tahu menyukuri karunia Tuhan,akan dapat merasakan mujizat secara pribadi dalam perjalanan hidupnya" (Tjiptadinata Effendi).Bahwa ada yang setuju ataupun ada yang tidak setuju,tidak menjadi masalah,karena ini masalah berbagi kisah hidup. 

Kalau dalam berbisnis,bila diprediksi tidak akan menguntungkan,maka tentu kita akan menghentikan langkah .Tapi dalam hal mengaplikasikan hidup berbagi,yang penting adanya niat baik,bahwa siapa tahu dengan membaca tulisan yang dibagikan,akan menjadi inspirasi dan syukur syukur .sekaligus menjadi motivasi untuk mengadakan perubahan dalam hidupnya.

Sekilas Catatan:

Saya tidak ingat lagi,apakah sudah pernah menuliskannya atau belum,mengingat total artikel saya sudah lebih dari 4000 judul.maka agar tidak terjadi tumpang tindih pengulangan kisah hidup,saya tulis dalam bentuk sekilas catatan. Bagaimana saya merasakan mujizat Tuhan berkarya dalam diri saya,walaupun saya bukan turuan nabi dan jauh dari sebutan orang sholeh. Bahkan ayat ayat kitab suci saya,saya tidak hafal.

Tenggelam 

Pada waktu  itu saya dan teman sekelas di SMP naik sampan untuk memancing di Batang Arau ,Padang.Tetiba angin kencang dan hujan turun dengan lebat.Sampan (perahu kecil ) yang saya gunakan bersama Bun Ho teman sekelas saya,sudah tidak terkendalikan lagi dan hanyut menuju kelaut lepas .Sampan oleng dan kami berdua tenggelam. teman saya bisa berenang,sedangkan saya baru belajar .Saya sudah tidak sadarkan diri lagi dan baru sadar ketika berada di atas perahu nelayan,yang telah menyelamatkan kami berdua

Jatuh dan geger otak

Semasa di SMA ,Jatuh dan geger otak.Sudah menerima Sakramen Perminyakan Suci dari Pastor Spinnabelli Sx ,karena menurut analisa tim dokter,kondisi saya sudah parah dan hanya mujizat yang dapat menyelamatkan .Saya sudah dikelilingi oleh seluruh anggota keluarga dan diratapi .Tapi lagi lagi Tuhan masih mau memperpanjang ijin tinggal saya didunia ini.  Bahkan 2 orang dokter yang merawat saya ,serta Pastor yang memberikan saya sakramen sudah lama dipanggil Tuhan

Jatuh dan terpancang di tiang bambu

Masih di SMA saya berburu tupai di kampung yang namanya Lubuk Alung. Tetiba tupai yang saya tembak jatuh kebalik pagar .Karena overconfidence. saya memanjat pohon dan dari atas pohon,saya melompati pagar bambu.Tapi kaki celana tersangkut dan saya jatuh pas diatas pagar bambu.

Dari paha hingga kebatas perut ,ditembus bambu. Logikanya saya mati.tapi kembali Tuhan menunjukkan betapa besar kasih karunianya,padahal saya bukan siapa siapa dan bukan cucu nabi ,serta bukan orang suci

Menabrak Pohon Kenari

Sewaktu saya bekerja di CV BAGUNA di Padang,karena tugas kantor,saya diboncengi oleh karyawan lain,yang nama panggilannya Itam. Sewaktu tiba di tepi pantai muara,entah mengapa tetiba ia menekan gas sekuatnya dan vespa menabrak pohon Kenari. Saya jatuh dan tidak sadarkan diri, Baru sadar saat sudah berada di Rumah Sakit Umum di Jati .Sempat dirawat,karena terbanting ke aspal.tapi syukur akhirnya sembuh

Saat mengemudikan kendaraan dijalan toll.ban pecah 

Saat mengemudikan kendaraan di jalan toll dengan kecepatan 100 Km perjam,tetiba ban pecah kena pecahan besi. Dibelakang saya ada kendaraan yang sedang melaju dengan kencang, tapi lagi lagi saya selamat

Rem Blong

Sewaktu bersama istri dan anak anak ,saya mengemudikan kendaraan dari Padang ke Jakarta,tetiba persis memasukki jembatan,rem blong .Rasaya jantung mau copot. Tapi tetiba tangan saja menarik perneiling ke posisi netral dan menarik rem tangan sekuat kuatnya, Terdengar bunyi berderak,tapi kendaraan berhenti,persis beberapa centimeter di pinggir jurang. Sunggguh Mahabesarlah Tuhan

Masih panjang lagi daftar,kenakalan saya,tapi agar tidak membosankan dan terkesan seakan akan saya mau pamer.bahwa diri saya paling dikashii Tuhan,maka cukuplah kisah kenalan saya dari sejak muda hingga kini ,masih belum berubah,saya sudahi hingga disini saja

Semoga pengalaman pribadi ini,mampu menginspirasi orang banyak.bahwa bukan hanya cucu nabi saja yang disayangi Tuhan,tapi kita semuanya,walaupun jauh dari sebutan orang sholeh

Catatan: apa yang saya ceritakan adalah sungguh kisah sejati hidup saya Tulisan saya dibaca oleh isteri dan anak mantu cucu.Dan saya tidak ingin mempermalukan diri ,dengan mengarang cerita bohong.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun