Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat-saat yang Kritis

29 November 2020   03:43 Diperbarui: 29 November 2020   05:03 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laila yang lagi asyik bermain dengan kelinci kesayangannya,hanya menjawab sekenanya:" Daag mami" sambil melambaikan tangan. Tiba tiba kelinci yang berada dalam pelukannya melompat. Mungkin kaget mendengarkan bunyi kendaraan dan langsung lari sekencang kencangnya.Laila mengejar terus dan ternyata kelinci lari keluar pagar. 

Laila yang tidak ingin kehilangan kelinci kesayanganya, menyelusup dibawah pagar dan terus mengejar,hingga tanpa sadar ia sudah berada jauh dari Villa ,tapi kelincinya sudah tidak kelihatan lagi. Tetiba sadar bahwa dirinya seorang diri berada dihutan . Laila menjadi histeris dan berteriak sekeras kerasnya. Tapi hanya gema suaranya yang bergaung .Hingga suaranya serak karena berteriak.tapi tak seorangpun yang mendengarkannya. Saking ketakutan ,Laila bahkan tidak mampu lagi berjalan. Sementara hari mulai gelap dan tampak hujan lebat akan turun.

Malaikat Penolong Yang Bernama Upik Datang

Disaat saat Laila hampir kehilangan kesadaran ,karena kecapaian dan ketakutan,tetiba ia merasa pundaknya dipeluk seseorang .Ia menjerit histeris. Tapi ada suara lembut yang meneduhkan hatinya:"Hai ,aku Upik temanmu" Laila membuka matanya dan  memeluk Upik dengan erat.Hal yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya,apalagi terhadap anak Pencari kayu bakar yang hidup dipinggiran hutan.

Upik yang sejak kecil sudah akrab dengan hutan disana,membimbingnya dan mengantarnya pulang ke Villanya. Sejak saat itu.Laila baru memahami arti kehidupan.Bahwa kekayaan dan harta benda orang tuanya,tidak selamanya dapat melindungi dirinya. Suatu waktu, ia membutuhkan orang lain. Sikap mental Laila berubah total sejak saat itu dan Villa yang mewah,menjadi tempat hiburan bagi anak anak desa,setiap kali Laila datang .

Laila sudah menyadari bahwa sekaya apapun seseorang,suatu waktu ia pasti membutuhkan uluran tangan orang lain. 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun