Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat-saat yang Kritis

29 November 2020   03:43 Diperbarui: 29 November 2020   05:03 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadirkan Pelajaran Paling Berharga

Laila merupakan anak tunggal dari pasangan kaya raya Tuan Hansen dan Nyoya Francis. Setiap akhir pekan mereka mengajak putrinya menginap di villanya yang luas dan indah diluar kota. Menyaksikan keindahan vila ini,mengingatkan kita akan rumah para bangsawan di zaman dulu. 

Disini Laila mendapatkan kesempatan untuk bermain sepuas puasnya,karena ada taman yang dibangun sedemikian rupa.sehingga bagaikan sepotong taman firdaus di pinggir desa. Ada aneka ragam taman bunga ,bahkan puluhan ekor rusa,sengaja dipelihara,untuk menciptakan kondisi hutan yang asri,ditamannya yang sangat luas. 

Karena merupakan putri dan anak satu satunya,maka dapat dipahami bahwa Tuan Hansen dan isterinya Francis ,memberikan pengawalan yang sangat ketat kepada Laila. 

Pada awalnya Laila sempat duduk dibangku sekolah terkenal ,hingga dikelas 3 SD. Tapi pada waktu itu lagi marak maraknya terjadi penculikan anak anak ,khususnya anak anak orang kaya,untuk diminta tebusan,maka saking kuatirnya, maka kedua orang tuanya memutuskan untuk mengeluarkan Laila dari sekolah. Mereka lebih suka Laila belajar di rumah,semacam home schooling,ketimbang menyekolahkan anaknya.

Laila Tidak Punya Teman,Kecuali Pembantu Rumah Tangga

Saking kecemasan yang menimpa kedua orang tua ini terhadap keselamatan anak tunggalnya,maka Laila tidak diijinkan untuk bermain dengan anak manapun.  Bahkan ketika ada anak anak pencari kayu,yang tinggal disekitar Villa orang tuanya, memandangi kagum dari pintu pagarnya.

Mencoba berkenalan dengan menyapa :" Hai teman, namaku Upik, boleh aku  masuk ? Tapi  Laila sama sekali tidak menjawab dan buru buru  langsung memerintahkan pembantunya menutup pintu pagar Vila mereka .

Teman bermain Laila hanyalah berberapa orang pembantunya. Pokoknya  Laila hidup bagaikan putri bangsawan . Cukup berteriak dan para pembantu datang menunggu perintahnya. Dari mulai menyediakan pakaian ganti dipagi hari,menyisirkan rambutnya sehabis mandi,memakaikan sepatu dan seterusnya dilakukan oleh pembantu rumah tangga mereka. Laila sama sekali tidak menghargai para pembantunya dan bila lagi kesal,maka tumpahan kemarahannya adalah para pembantu ,yang demi agar bisa bertahan hidup,tetap bertahan diperlakukan apa saja oleh Sang Putri.

Mengejar Kelinci Kesayangan ,Hingga Tersasar Dihutan

Suatu hari,Laila lagi asyik bermain dengan kelinci kesayangannya. Kedua orang tuanya ,sedang berada dikendaraan mewah mereka dan tampak ibundanya membuka kaca mobil dan mengatakan:"Sayang, papa mama mau ke kota berbelanja .Ntar mama bawa pulang oleh oleh untuk Laila ya .Jangan kemana mana ya" Dan sesaat kemudian kendaran meluncur meninggalkan gerbang Villa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun