Terus terang ,dalam konteks kejujuran,tentu saja sangat baik dan wajib. Tapi dalam hal hal tertentu,hendaknya kita secara arif memaknai waktu dan tempat yang tepat untuk berterus terang.Â
Umpamanya,kalau kita diundang makan ,maka walapun masakannnya kurang garam atau agak asin, tentu ita tidak harus berterus terang kepada Nyonya rumah :"Aduh bu, masakannya nggak enak. kurang garam " Kalau hal ini kita ucapkan ,walaupun samas sekali tidak ada yang salah,tapi kita sudah melukai hati orang yang mengudang kita makan ,karena sama sekali tidak menghargai jerih payahnya.
Begitu juga,bila kita menyapa sesama rekan penulis dikolom komentar :" Tulisan kayak ginian masuk artikel Pilihan? hahaha" Bagaimana perasaan rekan  yang menulis artikel tersebut?
Satu Kalimat Yang Tidak Tepat Bisa Merusak Hubungan Baik
Karena itu ,alangkah eloknya bila kita berhati hati dalam memberikan komentar . Kalau kita tidak mungkin memuji,karena menilai tulisan orang  tidak bagus,maka lebih baik kita sebagai Silent reader dan terus pergi tanpa meninggalkan komentar yang dapat melukai hati orang lain. Karena hubungan baik yang sudah terjalin bertahun tahun dapat putus hanya gegara satu kalimat yang  tidak tepat sasaran
Hanya sebuah renungan kecil di malam hari "Kalau kita  bisa menyenangkan hati orang,mengapa tidak?"
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H