Gonjang Ganjing Tentang Ospek
Orientasi Studi dan  Pengenalan Kampus atau disingkat OSPEK ,belakangan ini telah menuai Pro dan Kontra. Berbeda nama dengan Perpeloncoan di zaman dulu,tapi prilaku dari sebagian para senior telah menyebabkan perubahan nama ini tidak berarti apapun,karena dalam pelaksanaannya tetap saja ada yang menerapkan  cara yang overdosis .
Tahun 1962 ,saya sudah duduk dikelas 2 di SMA don Bosco di kota Padang. Kepala Sekolah adalah orang Belanda tulen,jadi bukan orang Indonesia yang ke belanda belandaan ,tapi memang beliau terlahir dan dibesarkan di negeri Belanda. Namanya Fr. A.Jm de Beer Servass. Ya,seorang Frater yang bertugas sebagai Kepala Sekolah dan tentunya sudah fasih berbahasa Indonesia.Â
Saat berlangsungnya Pekan Orientasi Siswa. Kepala Sekolah melakukan pengawasan ketat dan melekat. Sedikit saja ada yang melaksanakan Orientasi secara keliru,langsung ditegur . Dan sebagai orang Belanda, Fr.Servaas menegur secara terbuka. Misalnya,saat ada seorang Senior yang menempelkan secarik kertas pada punggung seorang siswi yang bertuliskan:" Ini pacar gua".maka kebetulan Fr.Servaas lewat dan menyaksikan hal ini.Â
Siswa tersebut dipanggil dan disuruh minta maaf kepada siswi tersebut:"Bila ada yang melakukan hal semacam ini, akan langsung saya keluarkan dari sekolah" kata Fr.Servaas di depan siswa lainnya. Dan kepada guru sekolah yang berada disana dan ikut tertawa,membaca tulisan tersebut.Â
Fr.Servaas langsung mengatakan:"Sebagai guru seharusnya anda menegur ,bukannya ikut tertawa ,mengerti!?" Orang Belanda yang satu ini memang tidak piawai dalam hal berbasa basi apalagi bermanis manis muka terhadap orang yang berbuat kesalahan. Selalu to the point dan kata kata yang menusukÂ
Saya hanya menyaksikan kejadian ini dan karena tidak ada hubungannya dengan diri saya,maka saya bersikap :"no comment" Ketika seorang siswi dengan malu malu mendekat dan berkata:" Selamat pagi Senior. hmmm boleh saya minta tanda tangannya? " Dan saat saya melihat kearah suara tersebut, tetiba kami saling beradu pandangan mata. Dan saya merasa jantung saya berdebar kencang. Perasaan yang belum pernah saya rasakan,walaupun sudah banyak siswi yang mencoba mendekati saya. (Maklum sewaktu muda saya kan ganteng (mujidiri.com.id)
"Hmm namanya siapa?" Tanya saya sambil menatap ke mata siswi tersebut
Wajahnya tetiba jadi merona dan agak gugup menjawab perlahan:" Lina"Â
"Hmm suaranya perlahan amat, coba sekali lagi dengan lebih keras yaa? " goda sayaÂ
"Nama saya Lina ,Senior.,tolong tanda tanganya dibuku .Hmm saya baru dapat tanda tangan 21 ,minimal harus 50 tanda tangan" kata Lina dengan wajah memelas. Dan saya tidak tega untuk mengulur waktu dan langsung menanda tangani dibukunya Dan kemudian memanggil beberapa teman saya ,sambil berkata :" Hai tolong bantu tanda tangan dibuku adik saya ya."Â
Dan buku tersebut mulai beredar dari satu orang keorang lainnya.Maklum saya kan Ketua Kelas ,jadi ya memanfaatkan aji mumpung. Hasilnya dalam waktu singkat .buku Lina sudah banyak ditanda tangani oleh para Senior,yang adalah teman teman selevel saya. Maka ketika saya serahkan buku tersebut ,Lina menatap saya dengan rasa haru dan mengatakan :"Terima kasih banyak ya "dengan suara bergetar.
Sejak Saat itu Kami Sering Bertemu
Sejak saat Orientasi Siswa tersebut,kami sering ketemu ,sewaktu jam istirahat . Dan kami sepakat untuk saling berkirim surat dengan menitipkan dilonceng sepeda ,yang difungsikan  sebagai kotak surat Setiap istirahat ,saya menyelinap ke tempat sepeda .Membuka lonceng sepeda saya  dan mengambil surat dari Lina yang ada didalamnya .Dan kemudian menulis surat balasan dan menitipkan kembali ke lonceng sepeda  Lina Lonceng sepeda tersebut adalah saksi bisu perjalanan awal kisah cinta kami berduaÂ
Itulah awal kisah cinta kami semasa di SMA .Jadi bukan Ospeknya yang bermasalah,tapi Para pelakunya ada yang bertindak overdosis  Tapi ini kisah tempo doeloe.Tentang Ospek yang sekarang ? Saya :"No comment'
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi 58 tahun lalu
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H