"Hmm suaranya perlahan amat, coba sekali lagi dengan lebih keras yaa? " goda sayaÂ
"Nama saya Lina ,Senior.,tolong tanda tanganya dibuku .Hmm saya baru dapat tanda tangan 21 ,minimal harus 50 tanda tangan" kata Lina dengan wajah memelas. Dan saya tidak tega untuk mengulur waktu dan langsung menanda tangani dibukunya Dan kemudian memanggil beberapa teman saya ,sambil berkata :" Hai tolong bantu tanda tangan dibuku adik saya ya."Â
Dan buku tersebut mulai beredar dari satu orang keorang lainnya.Maklum saya kan Ketua Kelas ,jadi ya memanfaatkan aji mumpung. Hasilnya dalam waktu singkat .buku Lina sudah banyak ditanda tangani oleh para Senior,yang adalah teman teman selevel saya. Maka ketika saya serahkan buku tersebut ,Lina menatap saya dengan rasa haru dan mengatakan :"Terima kasih banyak ya "dengan suara bergetar.
Sejak Saat itu Kami Sering Bertemu
Sejak saat Orientasi Siswa tersebut,kami sering ketemu ,sewaktu jam istirahat . Dan kami sepakat untuk saling berkirim surat dengan menitipkan dilonceng sepeda ,yang difungsikan  sebagai kotak surat Setiap istirahat ,saya menyelinap ke tempat sepeda .Membuka lonceng sepeda saya  dan mengambil surat dari Lina yang ada didalamnya .Dan kemudian menulis surat balasan dan menitipkan kembali ke lonceng sepeda  Lina Lonceng sepeda tersebut adalah saksi bisu perjalanan awal kisah cinta kami berduaÂ
Itulah awal kisah cinta kami semasa di SMA .Jadi bukan Ospeknya yang bermasalah,tapi Para pelakunya ada yang bertindak overdosis  Tapi ini kisah tempo doeloe.Tentang Ospek yang sekarang ? Saya :"No comment'
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi 58 tahun lalu
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H