Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jurus Doa Saat Kepepet

11 Agustus 2020   09:06 Diperbarui: 11 Agustus 2020   09:01 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetiba bagaikan dapat wahyu .Ajo jadi ingat berdoa. Hal yang sudah lama sekali dilupakan Maka secara serta merta Ajo mulai menggunakan jurus doa dalam kepepet."Ya Tuhan,selamatkanlah aku.Bila aku selamat tiba di bawah,maka setengah dari hartaku akan kubagikan kepada fakir miskin"Maka setelah berdoa ia mulai beringsut turun. 

Dan ketika ia menengok kebawah,tinggal separuh lagi ,maka ia akan tiba di tanah dengan selamat. Maka kembali Ajo berdoa:"Ya Tuhan ,terima kasih ,Saya hanya tinggal beberapa meter saja lagi,akan tiba dengan selamat. Bila selamat tiba dibawah,maka aku akan membagikan 20 persen dari hartaku." doanya sambil tersenyum licik'

Puji Tuhan Aku Selamat

Dan dengan beringsut ia turun . Ketika membuka matanya,ia melihat tanah hanya sejengkal saja lagi . Ia turun dan tiba dengan selamat Kemudian mulai berdoa lagi "Ya Tuhan, terima kasih aku sudah selamat tiba.  Maafkan aku ya Tuhan, Tadi saking gugup,maka aku secara sembarangan mengucapkan janji ini dan itu.Mohon Tuhan lupakan apa yang sudah aku ucapkan ya. "Dan dengan hati berbunga bunga karena merasa sudah mampu mengecoh Tuhan, Ajo berniat melangkah pulang, Tapi tetiba angin bertiup kencang.Dan satu butir kelapa yang tadi sudah dipetik dan menyangkut di pelepah tiba tiba jatuh dan menimpa kepalanya

Dan sejak itu memang Ajo tidak perlu lagi membagikan hartanya kepada orang miskin,karena ia sudah tidak ingat lagi siapa dirinya 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun