Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Betapa Hina Menjadi Seorang Tahanan

11 Agustus 2020   16:05 Diperbarui: 11 Agustus 2020   16:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : asiatoday,com

Apalagi Sama Sekali Tidak Bersalah

Malam itu tanpa tahu apa kesalahan yang telah saya lakukan, bersama dengan 6 orang Ekportir lainnya di Kota Padang,tanpa surat penangkapan diperintahkan naik ke atas mobil Pik Up yang terbuka ,dengan dikawal oleh beberapa orang Petugas. Saya hanya sempat membisikan kepada istri :"Saya ditahan" 

"Mengapa sampai ditahan  ?"tanya istri kaget dan heran. Tapi saya tidak diberikan waktu untuk menjawab,karena langsung diperintahkan naik ke mobil .Kemudian kendaraan mulai bergerak, Kemana ? Kami tidak diberitahu.Tak ubahnya bagaikan penculikan Pada waktu itu sekitar jam 10.00 malam .Udara terasa dingin menusuk,karena berada di kendaraan terbuka ,yang melaju dengan kecepatan tinggi.  .

Ternyata Dibawa Ke Payakumbuh

Sekitar dua jam perjalanan yang menegangkan,baru tahu bahwa kami dibawa ke Payakumbuh lewat tengah malam . Kami langsung di interogasi satu persatu. atas tuduhan :"telah memerintahkan petani memproduksi gambir palsu" Tentu saja kami kaget atas tuduhan tersebut.karena para petani bukan karyawan kami yang bisa diatur atur bagaimana memproduksi gambir. 

Setelah puas membentak bentak kami,maka kami diperintahkan masuk kedalam Sel. Tak tampak ada tempat tidur ataupun kasur didalam sel. Yang ada hanyalah papan triplek yang sudah rusak dan basah karena air dari toilet.

Saya berusha mencari tempat yang kering ,tapi disana penuh dengan kecoa dan binatang merayap lainnya. Sementara udara terasa semakin dingin mengigit.Disamping Sel " saya ,terdengar orang gila yang berteriak teriak .Saking kelelahan,kedinginan dan rasa lapar dan disertai rasa kantuk, saya mencoba bersandar di dinding Sel ,sambil memeluk lutut. dan mencoba tidur

Pintu Sel Dibanting

Rasanya baru sempat ,memejamkan mata beberapa saat,tetiba terdengan pintu Sel dibanting dengan sangat keras dan ada perintah .:"Semua tahanan keluar. " .Maka kami dengan patuh keluar .Ternyata ada interogasi lagi. Karena memang tidak pernah memerintahkan memproduksi gambir palsu ,maka kami menjawab sejujurnya,bahwa Pembeli di Luar negeri bukan orang bodoh. kalau memang gambir palsu pasti mereka sudah menuntut kami"Tetapi percuma semua argumentasi ,karena hanya semakin dibentak bentak

11 Hari Dalam Tahanan

Hati saya terasa sangat terluka. Apalagi menyaksikan isteri datang dari Padang ke tempat kami ditahan . Kami bersyukur,setelah 11 hari berada dalam tahanan,akhirnya kami dibebaskan oleh Pengacara kami. 

Karena Surat dakwaan dari Polisi dikembalikan oleh kejaksaan,karena tidak didukung oleh bukti bukti yang memadai. Apalagi dengan tiba nya surat teguran dari departemen perdagangan pusat,bahwa Pembeli diluar negeri saja tidak pernah protes ,mengapa justru polisi yang repot? Ada apa? 

Berita ini menjadi Headline di Surat Kabar terbitan di Padang.  Pengalaman ini sudah berlalu 40 tahun lalu.tapi merupakan kenangan teramat pahir bagi saya dan teman teman ekportir lainnya. 

Azas praduga tak bersalah ,hanya ada diatas kertas.Karena kami sudah dimasukkan dalam tahanan,padahal tidak jelas apa kesalahan kami.  Berita yang masuk koran ,menuliskan :" Ke 7 Ekspotir akhirnya dibebaskan ,karena tidak terbukti telah memerintahkan para petani gambir,mencetak gambir palsu.

Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi,untuk menyatakan bahwa stigma yang selama ini menjadi patokan masyarakat adalah :" Kalau tidak bersalah masa iya ditahan?" Ternyata hal tersebut terjadi pada diri saya dan teman teman. 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun