Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Tahu Dibohongi Puluhan Kali, tapi Tidak Kapok

16 Juni 2020   10:18 Diperbarui: 16 Juni 2020   11:07 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest/Tianna VanZandt

Apakah Sebuah Kebodohan ataukah Sebuah Kelainan?

Kemarin malam, saya dan istri diundang makan malam oleh tetangga kami ,pak Welly sekeluarga . Undangan yang disampaikan oleh Kimmy putri sulung pak Welly via WA ,bertempat di unit apartemen di lantai 3 ,yang berlokasi di Filburn ,Scarborough . Kami tiba lebih awal dan dijemput oleh Pak Welly di lantai dasar,karena kami tidak bisa masuk,kalau tidak dijemput oleh Pemilik Unit. Sementara menunggu,kami ngobrol dengan Chrysant ,putri  bungsu pak Welly dan bu Sanni . 

Selang beberapa saat,kemudian tiba putra kami Irmansyah Effendi  dan Kimmy ,Maka sambil menikmati hidangan makan malam yang nikmat,berupa ikan kerapu di tim dan aneka ragam masakan lainnya,kami melanjutkan bercerita tentang nostalgia masa lalu.yakni semasa hidup kami masih morat marit dan putra kami pada waktu itu masih satu orang,Betapa sulitnya kami melalui hari hari kami.,hingga sebungkus nasi ramas adalah makanan mewah bagi kami sekeluarga.

Bahkan putra kami yang waktu itu baru berusia belum genap 4 tahun,masih ingat dengan jelas,bagaimana setiap hari bangun jam 4 00 subuh untuk membantu memompa air ,agar ketika kami bangun,air untuk mandi dan masak sudah tersedia. Pada waktu itu kami tinggal di Pulau Karam dalam,dibelakang Pabrik Kecap,Ang Ngo Koh.Semuanya dapat dijelaskan secara detail,termasuk beberapa hal yang saya sudah lupa lupa ingat Bercerita tentang nostalia,tentu tidak musti tentang hal yang indah dan muluk muluk saja,tapi tak salah bila menceritakan masa masa kelam kehidupan yang pernah dialami.Setidaknya dapat menjadi masukan bagi orang banyak,bahwa untuk dapat tiba di titik hidup saat ini,bukan mellaui jalan toll ,melainkan merangkak dijalan terjal dan licin.

Banyak Hal Yang Tidak Dapat Dilogikakan

Ketika tiba giliran istri saya bercerita,maka ceritanya adalah setelah hidup kami berubah dari penjual kepala menjadi pengusaha, saya berubah menjadi Sinterklas,  Berpuluh kali saya dibohongi orang,tapi herannya saya tidak pernah merasa kapok. Dan semua yang mendengar tertawa dan bertanya,mengapa bisa saya bersikap demikian? 

Ada Yang Neneknya Meninggal Hingga 3 Kali

Setiap kali ada yang datang dan berbicara mengiba iba kepada saya, pasti saya tidak mampu untuk menolak dan memberikan mereka sejumlah uang, Karena begitu banyaknya yang datang dan pergi,sehingga saya tidak hafal lagi,mana yang sudah pernah datang atau belum . Suatu waktu, Amran (bukan nama sebenarnya,) datang dengan wajah sedih, Menceritakan bahwa neneknya meninggal dan sama  sekali tidak ada biaya untuk penguburan. 

Maka seperti biasa saya mengeluarkan sejumlah uang dari dompet dan memberikan kepada Amran. Usai ia keluar dari kantor kami,istri saya datang mendekat,sambil berbisik :"Bantu orang tidak masalah,tapi yang tadi datang, dua bulan lalu juga datang dengan alasannya neneknya meninggal dan itu adalah kedua kalinya,neneknya meninggal. 

Kini datang lagi,dengan alasan yang sama neneknya meninggal lagi, Apa iya neneknya bisa meninggal berulang kali hingga 3 kali?"  Dan pada waktu itu ,jawaban saya pada istri:" Ya sudahlah ,yang dikasih juga nggak seberapa" .Mendengar kisah ini,semau yang hadir dalam acara makan malam ,ketawa 

Lain Lagi Kisah Yang Istrinya Melahirkan 3 Kali Dalam Setahun

Kisah lainnya,yang diceritakan adalah seorang pria bernama Udin (bukan nama sebenarnya),datang dengan wajah sedih Menceritakan bahwa istrinya melahirkan dan tidak ada uang untuk melunasi biaya pesalinan. Bermaksud minjam uang dan mau meninggalkan sepedanya sebagai jaminan. Tapi saya katakan ,tidak usah pinjam meminjam,biarlah saya bantu seikhlasnya.

Karena banyak pekerjaan yang membutuhkan pikiran saya sebagai seorang yang baru mulai berusaha,maka saya sungguh tidak ingat lagi,kepada siapa saya pernah memberikan uang  Setelah Ali saya kasihkan uang dan ia keluar ruangan,maka kembali istri saya datang mendekat,sambil membisikkan kepada saya bahwa  sebelumnya, Ali sudah datang  2 kali dengan alasan istri mau melahirkan dan kini ke 3 kalinya,juga dengan alasan yang sama,Masa iya  ada wanita yang melahirkan 3 kali dalam setahun? 

Mendengar kisah unik ini,semua yang hadir dalam jamuan makan malam ,ketawa geli dan saya juga ikut tertawa dan sama sekali tidak merasa diri saya sudah melakukan kebodohan. Ketika di tanya Kimmy :" Mengapa Om mau membantu orang seperti itu?"Dan sejujurnya saya menjawab, pernah sekali ,karena sangat sibuk,saya menolak orang yang datang minta bantuan ,dengan alasan anaknya lagi sakit,Tapi malamnya saya tidak bisa tidur Entah mengapa saya merasa bersalah. Terpikir oleh saya, seandainya terjadi sesuatu misalnya anaknya meninggal.alangkah berdosanya saya, 

Padahal uang sda didompet saya,tapi karena sibuk,saya tidak mau meluangkan waktu untuk sekedar memberikan bantuan keuangan kepadanya . Sejak saat itu,saya kapok dan tidak pernah mau menolak,siapapun yang datang minta tolong dans saya sama sekali tidak memikirkan apakah saya dibohongi atau tidak.

Kemudian

Kelak dikala keuangan perusahaan sedang sekarat,maka saya menyerahkan seluruh keuangan kepada istri dan hingga saat ini,saya tidak mau lagi memegang keuangan,kecuali yang dikasih oleh anak anak kami .Hingga saat ini,saya sama sekali tidak pernah menyesali ,apa yang sudah saya berikan kepada orang lain,walaupun puluhan kali saya dibohongi. Mengapa? Saya sungguh tidak tahu jawabannya.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun