Apakah Sebuah Kebodohan ataukah Sebuah Kelainan?
Kemarin malam, saya dan istri diundang makan malam oleh tetangga kami ,pak Welly sekeluarga . Undangan yang disampaikan oleh Kimmy putri sulung pak Welly via WA ,bertempat di unit apartemen di lantai 3 ,yang berlokasi di Filburn ,Scarborough . Kami tiba lebih awal dan dijemput oleh Pak Welly di lantai dasar,karena kami tidak bisa masuk,kalau tidak dijemput oleh Pemilik Unit. Sementara menunggu,kami ngobrol dengan Chrysant ,putri  bungsu pak Welly dan bu Sanni .Â
Selang beberapa saat,kemudian tiba putra kami Irmansyah Effendi  dan Kimmy ,Maka sambil menikmati hidangan makan malam yang nikmat,berupa ikan kerapu di tim dan aneka ragam masakan lainnya,kami melanjutkan bercerita tentang nostalgia masa lalu.yakni semasa hidup kami masih morat marit dan putra kami pada waktu itu masih satu orang,Betapa sulitnya kami melalui hari hari kami.,hingga sebungkus nasi ramas adalah makanan mewah bagi kami sekeluarga.
Bahkan putra kami yang waktu itu baru berusia belum genap 4 tahun,masih ingat dengan jelas,bagaimana setiap hari bangun jam 4 00 subuh untuk membantu memompa air ,agar ketika kami bangun,air untuk mandi dan masak sudah tersedia. Pada waktu itu kami tinggal di Pulau Karam dalam,dibelakang Pabrik Kecap,Ang Ngo Koh.Semuanya dapat dijelaskan secara detail,termasuk beberapa hal yang saya sudah lupa lupa ingat Bercerita tentang nostalia,tentu tidak musti tentang hal yang indah dan muluk muluk saja,tapi tak salah bila menceritakan masa masa kelam kehidupan yang pernah dialami.Setidaknya dapat menjadi masukan bagi orang banyak,bahwa untuk dapat tiba di titik hidup saat ini,bukan mellaui jalan toll ,melainkan merangkak dijalan terjal dan licin.
Banyak Hal Yang Tidak Dapat Dilogikakan
Ketika tiba giliran istri saya bercerita,maka ceritanya adalah setelah hidup kami berubah dari penjual kepala menjadi pengusaha, saya berubah menjadi Sinterklas, Â Berpuluh kali saya dibohongi orang,tapi herannya saya tidak pernah merasa kapok. Dan semua yang mendengar tertawa dan bertanya,mengapa bisa saya bersikap demikian?Â
Ada Yang Neneknya Meninggal Hingga 3 Kali
Setiap kali ada yang datang dan berbicara mengiba iba kepada saya, pasti saya tidak mampu untuk menolak dan memberikan mereka sejumlah uang, Karena begitu banyaknya yang datang dan pergi,sehingga saya tidak hafal lagi,mana yang sudah pernah datang atau belum . Suatu waktu, Amran (bukan nama sebenarnya,) datang dengan wajah sedih, Menceritakan bahwa neneknya meninggal dan sama  sekali tidak ada biaya untuk penguburan.Â
Maka seperti biasa saya mengeluarkan sejumlah uang dari dompet dan memberikan kepada Amran. Usai ia keluar dari kantor kami,istri saya datang mendekat,sambil berbisik :"Bantu orang tidak masalah,tapi yang tadi datang, dua bulan lalu juga datang dengan alasannya neneknya meninggal dan itu adalah kedua kalinya,neneknya meninggal.Â
Kini datang lagi,dengan alasan yang sama neneknya meninggal lagi, Apa iya neneknya bisa meninggal berulang kali hingga 3 kali?" Â Dan pada waktu itu ,jawaban saya pada istri:" Ya sudahlah ,yang dikasih juga nggak seberapa" .Mendengar kisah ini,semau yang hadir dalam acara makan malam ,ketawaÂ