Agar Kita Diterima Segala Kalangan
Selama melakukan perjalanan dari Sabang hingga ke Merauke dan melanglang buana keberbagai negara,meliputi 5 benua di dunia ini, kami berdua bersyukur, belum sekali juga kedatangan kami diterima dengan wajah tak sedap, apalagi sampai ditolak.Â
Bahkan ada beberapa daerah yang sebelum kami kunjungi,banyak saran dan nasihat agar membatalkan kunjungan kami. Dengan alasan kami berdua berbeda baik beda asal keturunan,maupun berbeda dalam agama.Â
Tapi kami tetap bertekad untuk menjalani apa yang sudah kami rencanakan,dengan prinsip ,karena kami datang dengan hati yang rendah hati,pasti akan diterima walaupun kami berbeda. Dan ternyata hal ini sudah kami buktikan,selama perjalanan hidup.
![ket.foto: yang tampak difoto adalah berasal dari :Philipina,Cina.Korea,Cambodia ,Bangladesh dan Indonesia/tjiptadinata effendi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/kakek-mileneal-5ed32a8ad541df6f225b2e18.jpg?t=o&v=770)
Salah satu penghalang terbesar dalam hidup ini,untuk dapat menjalin persahabatan lintas usia dan lintas suku dan agama,adalah menempatkan diri lebih tinggi daripada orang yang berada didepan kita.Â
Boleh jadi karena merasa diri sukses,kaya raya atau mungkin menyandang titel berlapis lapis. Bahkan tidak sedikit orang,yang merasa level dirinya sudah terangkat naik hanya karena sudah pernah bertemu dengan orang penting ataupun pejabat tinggi.Â
Jangan lupa,bergaul dengan orang kaya ataupun dengan orang penting tidak secara serta merta mengangkat derajat kita kelevel yang lebih tinggi
![ket.foto: bersama Menpan (pada waktu itu) Taufiq Effendi /tjiptadinata effendi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/bersama-komunitas-5ed32d3b097f361f776c6a83.jpg?t=o&v=770)
Hal inilah yang menyebabkan terciptanya rasa antipati bagi orang yang diajak berkomunikasi dan menjadi dinding penyekat untuk menjalin sebuah persahabatan
![ket.foto: Bersama James Riyady putra mahkota Lippo Group dalam undangan makan malam/tjiptadinata effendi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/bersama-james-riyady-5ed32daa097f36520f199cc2.jpg?t=o&v=770)
Walaupun mungkin orang yang berhadapan dengan diri kita mungkin tidak pernah duduk dibangku sekolah, tapi secara alami semua orang akan dapat membedakan dan merasakan apakah dirinya di hargai ataukah dianggap sepele.Â
Sikap topdown atau sikap memandang rendah orang lain,baik yang ditampilakan secara verbal,maupun terselubung dalam body language kita,akan dapat dirasakan secara nyata oleh lawan bicara kita.
![ket.tofo : bersama Sri Sultan Hamengkubuwono ke X ,ketika kami diundang ke Kraton /tjiptadinata effendi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/sultan-5ed32e00097f361cd3177dda.jpeg?t=o&v=770)
Tapi kami bersyukur, bila kita datang dengan hati yang tulus dan penuh kerendahan hati, maka orang juga akan menerima diri kita bukan hanya dengan tangan terbuka, tapi juga dengan hati terbuka.Â
![ket.foto: bersama keluarga besar kami di Padang/tjiptadinata effendi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/31/foto-bersam-a-5ed32e73097f364dbb33f6b3.jpg?t=o&v=770)
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI