Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Percuma Berbuat Baik bila Hati Menyimpan Dendam

9 Mei 2020   20:38 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:47 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: theodysseyonline.com

Pelajaran Hidup Yang Tidak Pernah Saya Lupakan

Memaafkan orang yang tanpa sengaja menginjak kaki kita ketika sama sama berada dalam satu lift tentu sangat mudah. Walaupun sakitnya luar biasa.

Apalagi yang menginjak,seorang emak emak yang bobotnya mungkin 80 kg dan pakai sepatu hak tinggi lagi. Tapi karena si wanita sudah beberapa kali mohon maaf dengan wajah memelas, ya sudahlah mau diapakan lagi? Masa iya mau balas injak kakinya? Maka dengan setengah tulus saya bilang, "Oo nggak apa-apa, bu," padahal wajah sudah kayak monyet termakan cabe rawit.

Di pesawat ketika seorang pramugari mau menuangkan kopi untuk saya tiba-tiba ada penumpang yang lewat di belakangnya dan tanpa sengaja menyenggol, akibatnya kopi hangat tertumpah di pakaian saya.

Panas? Ya iyalah, air mendidih ditumpahkan di kulit masa nggak panas? Tapi si mbak Pramugari sampai jongkok di depan saya untuk membersihkan bekas siraman kopi dan berkali-kali mengatakan, "I am very sorry, Sir," masa masih mau marah juga? Maka saya jawab, "it's okay. No worry," padahal kulit saya masih berasap.

Kembali ke Judul

Suatu waktu, saya membaca buku yang sarat berisi berbagai petuah dari Dalai Lama ke-14 yang dikenal juga dengan nama Tenzin Gyatso Buku ini saya dapatkan ketika mengikuti acara audiensi 3 hari bersama Dalai Lama di Melbourne dengan tema "THE EIGHT VERSUS FOR TRAINING THE MIND".

Salah satu kalimat yang terasa sangat menohok adalah, "Percuma saja anda berbuat seribu kali kebaikan, bila hati anda masih menyimpan dendam dan kebencian". Cukup lama saya terpana dan berusaha untuk memahami makna yang tersirat di dalam kalimat ini.

Hingga suatu waktu 

Ada pesan yang masuk melalui sms pada waktu itu. Ternyata dari seorang sahabat yang sudah belasan tahun tidak pernah saling kontak lagi.

Berulang kali saya baca ulang pesan ini, seakan tidak percaya pada apa yang saya baca. Karena isi surat ini bagaikan menusuk kejantung saya dan merasuk hingga kerelung hati terdalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun