Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersyukurlah yang Menderita di Usia Muda, tapi Bisa Menikmati Hari Tua

31 Januari 2020   20:20 Diperbarui: 31 Januari 2020   20:26 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan berarti pelit, tapi tidak ikut meniru gaya hidup yang konsumtif hanya agar disanjung orang banyak.

di Samarinda /dok.pri
di Samarinda /dok.pri
30 Tahun Kemudian

Tahun 1990 kami pindah ke Jakarta, dan sejak itu jarang kontak dengan teman-teman di Padang. Apalagi kemudian kami pindah ke Australia.

Ketika beberapa tahun lalu kami pulang kampung  dan sarapan di kedai kopi langganan kami tempo dulu, kami sungguh sangat kaget mendapatkan kabar bahwa teman-teman saya yang dulu adalah bos besar, ternyata kini kehidupan mereka sangat memprihatinkan.

Malahan ada yang rumahnya sudah disita oleh bank karena tidak mampu mengembalikan uang pinjaman.

Lama saya terpana, ketika yang disebut bukan hanya nama Donald, tapi juga nama-nama lain yang dulu adalah para pengusaha sukses untuk ukuran kota Padang.

di Kupang/dokpri
di Kupang/dokpri
Ternyata benar kata peribahasa, "Hidup berfoya-foya di kala muda, akibatnya mati daya di hari tua".

Sebagai sesama mantan pengusaha, tentu saja kami ikut prihatin. Tapi mana mungkin kami bisa menanggung beban hidup orang lain?

Karena itu, kami jadikan pelajaran hidup yang sangat berharga, agar selalu mawas diri dan jangan pernah mengikuti gaya hidup orang lain.

Karena, sesungguhnya yang mahal itu, bukanlah biaya hidup, tapi justru gaya hidup. Hingga kini, gaya hidup sederhana selalu kami terapkan setiap hari dalam perjalanan hidup.

ket,foto: pakaian yang kami gunakan dibeli di Tanah Abang dengan harga 100 ribu rupiah/dokpri
ket,foto: pakaian yang kami gunakan dibeli di Tanah Abang dengan harga 100 ribu rupiah/dokpri
Kami tinggal di Australia, tapi tetap hidup dengan gaya hidup sederhana, yakin jarang makan ke restoran, kecuali diajak anak mantu cucu atau kami kedatangan tamu dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun