Kok Bisa Begitu?
Jadi kaya siapa yang tidak mau ? Mungkin semua orang mau menjadi kaya ,bahkan ada yang saking inginnya menjadi kaya ,sampai terbawa dalam mimpi mimpi. Sangat sedikit orang yang menjawab:"Saya tidak mau jadi orang kaya" Nah,diantara yang sedikit itu,termasuk salah satunya adalah diri saya sendiri
Sejak dulu,saya tidak pernah berdoa minta kaya,bahkan kepada anak anak saya ajarkan,agar jangan pernah mohon jadi kaya,melainkan berdoalah agar diberikan hidup berkecukupan. Berkecukupan,tentu bukan hanya cukup makan untuk bertahan hidup.melainkan cukup untuk beli kendaraan untuk keluarga Dan bila suatu waktu ingin jalan jalan keluar negeri, juga cukup dana tersedia.
Jadi makna :"berkecukupan " dimaksud adalah sangat luas,yakni :"cukup lebih daripada banyak " Orang kaya,banyak yang selalu merasa kekurangan ,bagaikan orang minum air laut,semakin diminum ,semakin haus. Bahkan saking merasa kekurangan orang yang sudah kaya,masih mau mengambil sesuatu yang bukan haknya. Sebaliknya, orang yang hidupnya berkecukupan tak pernah merasakan kekurangan.
Menikmati Hidup BerkecukupanÂ
Setelah hidup bernafas dalam lumpur,akhirnya badai kehidupan itu berlalu. Hidup kami berubah bagaikan siang dan malam.Tapi kami tetap santai dan tidak pernah mengejar uang. Hari Minggu, perusahaan  ditutup dan kami bersama keluarga memanfaatkan seluruh hari untuk berekreasi entah kemana saja.
Ternyata hal ini memberikan efek ganda yang sangat positif dalam kehidupan berkeluarga, termasuk dalam pergaulan dengan sahabat-sahabat kami. Saya  belajar dari pengalaman hidup sendiri dan juga pengalaman hidup orang lain,bahwa harta itu bagaikan pisau bermata dua, yang kedua sisinya sama-sama tajam. Bila tidak arif memaknainya, uang dapat mendatangkan petaka dan menghancurkan rumah tangga kita.
Teman Saya Baru Sadar Setelah Semuanya Terlambat
Sewaktu hidup sederhana, teman saya sesama pengusaha , hidup sangat harmonis bersama keluarganya. Kemana mana selalu pergi bersama sama,seperti juga halnya dengan kami. Bahkan tidak jarang ,berbelanja ke Pasar juga mereka pergi berduaan  Hal ini berlangsung  bertahun tahun,hingga usaha mereka mengalami kemajuan pesat .
Sejak itu ,teman saya Johny sudah dikenal sebagai orang kaya di kota kami. Kalau sebelumnya ,hanya menggunakan sepeda motor yang sudah reyot ,membonceng istrinya ke pasar,kini istri diantarkan dengan kendaraan pribadi yang masih baru oleh Sopir.
Pokoknya ,istri sudah senang,karena sebuah kendaraan sudah disediakan suami bagi keperluan pribadinya,ke pasar ,ke salon atau ke tempat fitness.Sedangkan untuk keperluan kantor, suami sudah memiliki  kendaraan lain. Begitu juga,istri tak lagi merasa perlu menyediakan secangkir kopi setiap pagi, seperti biasanya,karena sudah ada  pembantu.Â
Kalau biasanya,istri sudah mempersiapkan untuk makan malam bersama suami tercinta,kini sudah tidak lagi perlu sibuk,karena sudah tahu jawaban suami :"Ma.makan dulu ya, papa lagi meeting di kantor,jadi sekalian makan malam disini ya .darling .See u "
Isteri Butuh Uang ,Tapi Juga Butuh Suami
Merasa sudah memenuhi tugas sebagai suami,maka seakan akan semuanya berjalan aman dan damai.Tapi tidak  tidak sampai setahun, istri lari dengan sang sopir  yang masih muda dan ganteng.  Ternyata uang bukan lagi menjadi pelengkap kebahagiaan rumah tangga, tapi sebaliknya menjadi virus yang menghancurkan keharmonisan rumah tangga mereka.
Penyesalan Selalu Datang Terlambat
Ketika teman saya menceritakan nasibnya kepada saya waktu itu, saya tidak dapat memberikan solusi apa pun. Karena sudah terlambat untuk disesali,karena nasi sudah keburu hangus Semua orang butuh uang, tapi bila tidak hati-hati memanfaatkannya, ia akan melukai diri kita secara amat dalam. Dan seperti biasa,penyesalan selalu datang terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H