52 Tahun Berlalu ,Hubungan Kami ,Murid dan Guru Tetap Berlanjut
Peringatan Hari Guru Nasional dimulai sejak tahun 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 dengan mengambil tanggal berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai dasarnya. Dikutip dari laman PGRI, organisasi guru se Indonesia ini berdiri pada Kongres Guru Indonesia yang diadakan di Solo, 24-25 November 1945. (sumber : https://www.kompas.com)
ket,foto: makan bersama murid murid SD di rumah makan Padang di Jakarta/dok.pribadi
Mengajar Dengan Hati
Apa yang keluar dari mulut, akan didengar oleh telinga dan dalam beberapa waktu kemudian,orang akan melupakannya. Tetapi ,bila perkataan yang diucapkan keluar dari hati,maka orang akan menerima dan menyimpannya dalam hati. Hal inilah yang selalu menjadi pedoman ,ketika saya mengajar di tahun 1967 di SD St.Fransiskus RK II di Padang .Beberapa tahun kemudian, saya dipindah tugaskan di SMP Pius yang lokasinya masih dalam lingkungan Sekolah Katolik dan hanya terpisah sekitar 50 meteran dari sekolah di mana awalnya saya mengajar.
ket,foto: kenangan manis ketika makan bersama di RM Sari Minang tahun lalu.Seminggu setelah itu,yang paling kiri dari foto ,yakni Kian Liang,dipanggil Tuhan
Walaupun sekolah Katolik, tapi yang belajar disini terdiri dari berbagai suku dan agama. Sama sekali tidak ada kendala, karena anak anak non Katolik dipersilakan berdoa sesuai agama masing masing. Dan selama mengajar, tidak satu katapun saya mengucapkan hal hal yang berbau agama. Saya sama sekali tidak membedakan, maka yang sesuku dan seiman atau bukan. Semua diperlakukan sama. Kalau salah ditegur dan kalau nilai ulangan bagus, akan mendapatkan pujian.
ket.foto: kiriman dari Harifuddin dan Anton. foto mereka ketika berusia 12 tahun dan kini sudah berusia 65 tahun
Murid murid bebas datang kerumah kami yang waktu itu masih di belakang pabrik kecap Ang Ngo Koh di Pulau Karam. Mereka boleh datang untuk bertandang atau mau menanyakan tentang pelajaran sekolah. Tidak jarang mereka datang dengan membawakan makanan untuk itik yang kami pelihara. Hal yang tampak sangat sepele, tapi mampu menghubungkan hati dengan hati. Kami memperlakukan murid-murid, bagaikan anak anak kami sendiri dan begitupun mereka sangat menyayangi kami berdua.
ket.foto Harifuddin murid saya ,bersama putri dan cucu nya/Harifuddin
Sewaktu acara makan bersama, bagi saya sebuah kebahagiaan tersendiri,ketika ada yang membayar semua tagihan yang nilainya jutaan rupiah. Masih ada lagi yang memberikan kado dan ang pau. Tentu saja bukan masalah dibayarkan makan ataupun kado dan angpau,tapi saya maknai, betapa mereka masih tetap menyayangi kami berdua, walaupun sudah lebih dari setengah abad tidak bertemu dan mereka bahkan sudah jadi kakek.
ket.foto: dokter Syamsu ,salah satu murid terpandai di kelas sewaktu SD /foto.dr.Syamsu
Hubungan Saya dan Guru
Penjelasan singkat di atas adalah bagaimana hubungan saya timbal balik dengan murid murid di SD,maka bagaimana pula hubungan saya dengan guru saya ?
Bertepatan kami pulang kampung dan menginap di Hotel Mariani di Padang adalah merupakan sebuah kejutan yang membahagiakan,bisa bertemu dengan salah seorang guru saya disana. Walaupun phisik sudah memaksa beliau duduk di kursi roda,tapi pikiran masih sangat jernih. Kalau seorang murid masih ingat nama gurunya,bukan hal yang istimewa. Saya juga mengingat semua nama guru saya sejak dari SD, SMP, dan SMA. Tapi seorang guru masih ingat nama muridnya, sungguh menghadirkan rasa haru yang mendalam.
Sejujurnya, ketika di hadapan saya terbentang foto diri bersama murid murid di SD, tidak semua nama mampu saya ingat lagi dengan jelas. Kecuali beberapa nama yang selalu menonjol di kelas sewaktu saya mengajar.
Sebagai hadiah pertemuan dan sekaligus perpisahan, saya mendapatkan selembar puisi dari guru saya ,yang saya kutip seutuhnya, tanpa diedit.
Tour D’World
Tengah mendekati Finish Tour Duniawi….
Berpetualang menantang cuaca kehidupan
Kau tertegun disapa kesadaran
Selangkah lagi jarak kedepan pintu pulang
Mengapit hanya harga prilaku
Selama di perjalanan
Meninggalkan segala perolehan duniawi….
Tadinya cara penata angka nilai
Merah pada Surgawi
Setelah jasad lebur
Kembali ke asalnya…..
Mei, 2012
In Memoriam Guru yang saya cintai dan kagumi. Selamat jalan Guru, pesan Guru saya bagikan kepada ratusan orang melalui tulisan ini. Guru saya Susanto, telah menyelesaikan :”tour d’world” dan seperti yang ditulis pada puisi:”Selangkah lagi jarak kedepan pintu pulang……..” Beliau sudah dipanggil pulang oleh Sang Maha Pencipta. Itulah hadiah pertemuan dan sekaligus perpisahan dari guru saya,Susanto
Selamat Hari Guru !
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H