Karena Gubernur NTT Sudah Bosan Lihat yang Miskin
- "Karena itu, wisatawan yang datang itu harus kaya. Kalau yang miskin tidak boleh datang," tegas Viktor. "Saya sampaikan ke presiden, kalau wisatawan yang miskin, kami di NTT paling banyak begitu (miskin). Jadi kalau wisatawan miskin yang datang, kami sudah tidak mau lihat lagi,"(sumber: https://bali.antaranews.com/berita/169663/gubernur-larang-wisatawan-tak-berduit-ke-ntt )
- "Saya sampaikan ke Presiden bahwa kalau wisatawan miskin datang, kami di NTT itu banyak sekali yang miskin, jadi kami bosan. Kalau bisa datang yang kaya-raya saja, yang berduit saja, kami bosan lihat yang miskin-miskin," ujar Viktor B Laiskodat. (sumber:https://money.kompas.com/read)
Syukur Saya Sudah Sering Berkunjung ke NTT
Saya bersyukur,bahwa kami sudah sering berkunjung ke NTT . Hampir seluruh NTT sudah kami kunjungi,antara lain
- Kupang
- Atambua
- Maumere
- Larantuka
- Ende
- Bajawa
- Labuan Bajo
- dan seterusnya
Karena dengan adanya larangan ini, maka walaupun saya tidak termasuk kriteria "orang miskin" tapi jauh dari sebutan "kaya" apalagi "kaya raya". Berarti ,selama Viktor bertahta, saya dan orang segolongan saya, sudah tidak lagi mungkin bisa mengunjungi teman teman kami di NTT.
dokumentasi pribadi
Tapi sebagai orang yang tidak termasuk kriteria "kaya raya", tentu saja, kita tidak berhak memberikan opini apa-apa ,tentang larangan ini. Satu satunya jalan adalah mematuhi aturan main yang sudah diterapkan. Selama puluhan kali berkunjung ke NTT, kami merasakan kehangatan  rasa persaudaraan dari semua teman teman di NTT. Bahkan kami pernah di jamu oleh Pak SK Lerik, sewaktu beliau masih aktif sebagai Wali Kota Kupang.
ket,foto: di bandara El Tari Kupang/dok.pribadi
ket.foto: di panti asuhan Bajawa/dokpri
Hingga kini, kami masih terus saling kontak, baik via WA, maupun via telepon karena itu, pada awal membaca judul berita yang menjadi Headline di berbagai media, saya hampir tidak percaya ,akan apa yang saya baca. Tapi ya begitulah yang  tertulis dan tentu saya tidak berhak mengubahnya.
catatan: tulisan ini sama sekali tidak ada hubungan dengan politik atau apapun. Hanya ungkapan rasa sedih saja, karena sahabat kami banyak di NTT dan rencana tahun depan mau berkunjung ke sana, terpaksa kami batalkan, karena tidak termasuk dalam daftar orang yang diperbolehkan berkunjung ke NTT
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H