Bagi yang mau minum gratis dapat memanfaatkan kran air yang tersedia disana karena merupakan bagian dari sarana ruang publik dan layak dikonsumsi.
Usai menikmati makan dan minum, tampak warga mengumpulkan sampah bekas kardus dan kaleng minuman dan membuang ke tempat sampah, sesuai peruntukan.Â
Ada musik yang lembut diperdengarkan, sehingga semakin menyemarakan keadaan, tapi sama sekali tidak mengganggu bila kita lagi berbicara . Tidak ada musik hiruk pikuk dan tidak ada yang berteriak teriak menjajakan barang dagangan dengan menggunakan microphone.
Mungkin inilah yang dinamakan lain padang lain belalang. Beda negeri, beda cita rasa pasar malamnya.
Tidak ada pintu gerbang dan tidak ada penjualan tiket masuk. Lokasi boleh didatangi oleh siapapun dan kapan mau pulang juga tidak ada masalah. Walaupun, selama ini belum pernah mendengarkan ada yang kena copet ataupun berantem di keramaian semacam ini. Tapi di sudut sudut taman, tampak sekuriti duduk santai sambil berjaga jaga.
Walaupun yang hadir sesungguhnya sama sekali tidak saling kenal. tapi semuanya tampak begitu cepat akrab dan saling menyapa dengan "tetangga" dadakan yang sama sama duduk lesehan di rumputan.
Dan kalau berpapasan,mereka selalu tersenyum,sambil mengucapkan sapaan ringan. Karena itu,walaupun kemungkinan besar, di antara sekian banyak pengunjung, hanya kami berdua yang berasal dari Indonesia, tapi kami sama sekali tidak merasa risih ataupun rasa terasing karena diterima tanpa sekat.
Pada umumnya, orang Indonesia memilih tinggal di pusat kota, sedangkan kami tinggal di Burns Beach adalah lokasi wisata yang berada di desa ala Australia.Â
Senang rasanya dapat menyaksikan begitu banyak orang saling berbaur dalam keramaian tapi begitu damai bersih dan teratur. Sehingga, kami berdua sama sekali tidak gamang berada ditengah tengah keberagaman suku bangsa yang berkunjung ke Pasar Malam ala Australia ini.
Semoga kelak di negeri kita juga bisa juga seperti ini, yakni aman, damai, dan bersih.