Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Samson Asal NTT Patut Dijadikan Contoh Teladan

30 September 2019   07:28 Diperbarui: 30 September 2019   07:38 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pastor Samson Kono Mempersembahkan Misa di Gereja Monastery ,North Perth/dokpri

Ikut Mengharumkan Nama Bangsa dan Negara Indonesia 

Ikut berperan serta secara aktif dalam mengharumkan nama dan bangsa Indonesia didunia internasional. Tidak harus  dengan menjadi juara dalam pertandingan dan juga tidak harus dengan memanggul senjata. 

Seperti kata peribahasa yang mungkin terkesan kuno, tapi tetap relevan dijadikan analogi adalah :"Tidak satu jalan menuju ke Roma".

Sesungguhnya setiap orang Indonesia yang jalan jalan ataupun menetap di luar negeri pada keningnya sudah ada stempel "made in Indonesia" yang tidak terlihat secara kasat mata. Sekalipun sudah menjadi penduduk di luar negeri, stempel :"Orang Indonesia"tak akan pernah luntur. 

Karena itu apapun yang dilakukannya, buruk atau baik akan ikut merembet nama Indonesia. Misalnya, ketika ada yang tertangkap karena melakukan tindak kejahatan di negeri orang, walaupun sesungguhnya paspor nya sudah bukan lagi paspor berwarna hijau tetap saja disebut dalam berita: "Seorang Pria asal Indonesia, tertangkap melakukan tindakan kriminal"  Karena itu, seharusnya setiap orang Indonesia,memahami hal ini.

Dengan Cara Sangat Sederhana Ikut Mengharumkan Nama Indonesia

Kita tidak perlu membahas tindakan orang Indonesia yang telah ikut mencemarkan nama Indonesia, tapi mengulas tentang sosok seorang pria asal NTT yang telah ikut mengharumkan nama negeri tercinta. 

Yakni Pastor Samson Kono yang berasal dari Kupang yang merupakan Pastor favorit umat di gereja Monastery. Gaya berbicara lemah lembut dan tidak pernah berkhotbah berapi api. 

Pastor Samson ini ikut mengharumkan nama bangsa dan negara, hanya dengan sebaris kata :" Kita salut pada negara Indonesia. Walaupun mayoritas Muslim,tapi memiliki toleransi yang tinggi, buktinya Ascension Day dijadikan Public Holiday"

Pastor Sam Kono ini sudah 4 tahun disini dan bahkan kalau dibaca pada buletin gereja Redemptoris Monastery ini, mendapatkan posisi terhormat.  Rev Fr Sam Kono CSsR. Superior. 

Namun sikap dan tutur katanya masih seratus persen gaya dan cara orang Indonesia tulen. Tidak ke barat baratan dan sama sekali tidak menunjukan dirinya sebagai orang yang perlu dihormati. 

Hal ini, semakin menambah  rasa hormat kami terhadap Pastor Sam asal Kupang ini. Karena kendati menempati posisi puncak di dalam komunitas Gereja  Katolik di North Perth ini.

Sumber: dokpri
Sumber: dokpri

Sehabis Misa Menunggu Umat Didepan Pintu Keluar

Setiap habis Misa Pastor Sam berdiri didepan pintu keluar gereja dan menyalami umat satu persatu. Bukan hanya sekedar salam basa basi, tapi benar benar salaman yang keluar dari lubuk hati. Walaupun belum lama kenal tapi Pastor Sam sudah hafal nama kami berdua. 

"Selamat pagi bapak Effendi dan bu Roselina. Senang bisa bertemu lagi disini. Terima kasih sudah berkunjung. Bagaimana kalau kita minum teh di dalam?"

Tutur kata yang sangat sederhana tapi sungguh patut menjadi contoh teladan bagi para Pastor di Indonesia. Kami sudah mengunjungi puluhan gereja di tanah air, tapi biasanya sehabis Misa Pastor langsung masuk dan tidak keluar lagi. Antara umat dan Pastor hanya sebatas menjalankan tugas formal saja.

Tapi Pastor yang satu ini, sungguh patut menjadi contoh teladan. "Halo Selamat pagi juga Bapak dan Ibu" katanya dengan wajah ceria. Senang sekali bisa bertemu. Maaf, boleh saya minta nomor Ponsel Bapak? " Katanya dengan rendah hati, sambil memasukkan nomor ponsel saya ke Ponselnya. 

Ia menempatkan kami sebagai orang tua, walaupun sesungguhnya dalam hal status sebagai "Romo" Paroki, posisi kami berdua adalah salah satu umat yang bukan siapa siapa. Padahal  lazimnya umat yang minta nomor ponsel Romo tapi kali ini justru Romo yang minta nomor ponsel kami. 

Hal yang tampak sangat sepele, tapi menjadi pelajaran bagi saya pribadi agar selalu mengedepankan kerendahan hati. Bukan menunjukkan kelebihan diri.

Sungguh sangat terasa bahwa  :"Satu Contoh Teladan Lebih Berarti Daripada Seribu Khotbah Berapi api"

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun