Hal ini, semakin menambah  rasa hormat kami terhadap Pastor Sam asal Kupang ini. Karena kendati menempati posisi puncak di dalam komunitas Gereja  Katolik di North Perth ini.
Sehabis Misa Menunggu Umat Didepan Pintu Keluar
Setiap habis Misa Pastor Sam berdiri didepan pintu keluar gereja dan menyalami umat satu persatu. Bukan hanya sekedar salam basa basi, tapi benar benar salaman yang keluar dari lubuk hati. Walaupun belum lama kenal tapi Pastor Sam sudah hafal nama kami berdua.Â
"Selamat pagi bapak Effendi dan bu Roselina. Senang bisa bertemu lagi disini. Terima kasih sudah berkunjung. Bagaimana kalau kita minum teh di dalam?"
Tutur kata yang sangat sederhana tapi sungguh patut menjadi contoh teladan bagi para Pastor di Indonesia. Kami sudah mengunjungi puluhan gereja di tanah air, tapi biasanya sehabis Misa Pastor langsung masuk dan tidak keluar lagi. Antara umat dan Pastor hanya sebatas menjalankan tugas formal saja.
Tapi Pastor yang satu ini, sungguh patut menjadi contoh teladan. "Halo Selamat pagi juga Bapak dan Ibu" katanya dengan wajah ceria. Senang sekali bisa bertemu. Maaf, boleh saya minta nomor Ponsel Bapak? " Katanya dengan rendah hati, sambil memasukkan nomor ponsel saya ke Ponselnya.Â
Ia menempatkan kami sebagai orang tua, walaupun sesungguhnya dalam hal status sebagai "Romo" Paroki, posisi kami berdua adalah salah satu umat yang bukan siapa siapa. Padahal  lazimnya umat yang minta nomor ponsel Romo tapi kali ini justru Romo yang minta nomor ponsel kami.Â
Hal yang tampak sangat sepele, tapi menjadi pelajaran bagi saya pribadi agar selalu mengedepankan kerendahan hati. Bukan menunjukkan kelebihan diri.
Sungguh sangat terasa bahwa  :"Satu Contoh Teladan Lebih Berarti Daripada Seribu Khotbah Berapi api"
Tjiptadinata Effendi