Hindari Menempatkan Diri Terlalu Tinggi
Agar diri kita dapat diterima oleh semua kalangan, tidak perlu harus belajar psikologi masyarakat. Karena sesungguhnya hidup itu sangat sederhana, tapi kita yang seringkali membuatnya menjadi rumit. Penyebab yang paling sering menjadi pemicu, hidup kita menjadi rumit, adalah karena menempatkan diri terlalu tinggiÂ
Antara lain:
- merasa diri berasal dari keluarga terpandang
- merasa diri paling benar/paling sholehÂ
- merasa lawan bicara tidak selevel dengan diri kita
- merasa diri memiliki kelebihan dari orang lain
- dan seterusnya dan seterusnya
ket.foto: bersama teman teman di bandung/dokpri
Menghargai diri sendiri, tentu wajib dijaga. Karena kalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, bagaimana pula orang lain dapat menghargai kita. Menghargai diri sendiri adalah dengan jalan selalu mawas diri dan memahami, bahwa pada hakekatnya bukan hanya diri kita yang senang di hargai, tapi semua orang akan senang bila dihargai selayaknya.
Ket.foto:bersama rombongan mahasiswa di Italia ./dokpri
Perlu ada kerendahan hati yang mendasar dan keluar dari lubuk hati kita yang terdalam. Sehingga tercermin dalam tutur kata, prilaku dan bahasa tubuh yang dikedepankan, ketika kita berinteraksi dengan lingkungan di mana kita berada.Â
ket.foto : bersama teman teman di Biak/dokpri
Diterima Semua Kalangan Adalah Sebuah Kebahagiaan
Bila diterima dengan baik oleh keluarga atau sahabat sahabat dekat ,kita sudah sangat senang, Apalagi diterima oleh orang orang yang berbeda suku,budaya dan agama dengan diri kita,sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tidak ternilai. Saya dan istri sudah melakoni selama belasan tahun, berkunjung ke berbagai daerah, bergaul dengan warga setempat, bahkan singgah dan diajak makan dirumah mereka, padahal kami berdua bukan pejabat, bukan orang penting dan juga bukan tokoh masyarakat, melainkan orang biasa dan bukan siapa siapa. Diundang makan dirumah penduduk, kami makan tanpa ada keraguan sedikitpun.Â
ket,bersama keluarga besar di Padang/dokpri
Bukan hanya di Sumatera,tapi juga di pulau Jawa,di Bali,Lombok, NTT, Kalimantan, Sulawesi ,Papua. Toraja dan seterusnya. Tidak ada oleh oleh  barang berharga yang kami bawa,ketika  berkunjung. Paling hanya mainan kunci dari Australia,yang nilainya tidak lebih dari 5 dolar. Hingga kini, walaupun kami sudah pensiun dari seluruh kegiatan mengajar,tapi hubungan baik tidak pupus oleh jarak dan waktu yang memisahkan.Â
ket.foto: bersama teman teman di purwokerto.dokpri
Benar kata peribahasa,
"Seribu teman terasa masih sangat sedikit,sedangkan satu orang musuh,sudah terasa terlalu banyak"Â
Kalau hidup bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit?
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H