Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Pasti Bisa!

22 September 2019   18:56 Diperbarui: 22 September 2019   19:34 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal Hal Yang Tampak Sangat Sepele Di Negeri Orang

Beberapa kejadian yang sangat sederhana dan sudah merupakan hal yang lazim di negeri orang, tampaknya masih belum pernah ada yang mau mencoba mempraktikkan di negeri kita. Antara lain:

ket,pilih barang dan tentukan harganya sendiri/dok.roselina
ket,pilih barang dan tentukan harganya sendiri/dok.roselina
Barang Bekas Sebagai Sumbangan

Mengumpulkan barang barang bekas dari para dermawan dan kemudian dijual kembali. Mulai dari gunting,pisau ,kelengkapan dapur  ,koper bekas dan sebagainya.

Pokoknya apapun yang sudah tidak digunakan lagi dan disumbangkan untuk kegiatan pengumpulan dana sosial.Seluruh dana disumbangkan bagi orang orang yang memiliki keterbelakangan dalam berbagai hal ,sehingga hidup berkekurangan.

Cara menjualnya adalah barang dipajang di lokasi tempat penjualan dan para pembeli diminta dengan sukarela memasukan sejumlah uang  kedalam kotak sumbangan.

koran gratis,tapi tidak ada yang mau ambil,karena merasa mampu beli/dokpri
koran gratis,tapi tidak ada yang mau ambil,karena merasa mampu beli/dokpri
Menyediakan Koran dan Majalah Bagi Yang Tidak Mampu

Kalau di toko ,koran dan majalah tentu saja ada harganya. Namun untuk mendorong minat baca,maka khusus bagi mereka yang tidak mampu membeli ,karena berbagai alasan,disediakan, koran,tabloid mingguan dan bahkan majalah secara gratis.

Herannya, di Australia, tumpukan koran dan tabloid selama seminggu masih tampak menumpuk di tempat. Karena mereka sudah terbiasa dengan falsafah :"Kalau bisa beli, mengapa ambil yang gratis?"

dokpri
dokpri
Menyediakan Roti Bagi Yang Membutuhkan

Secara berkala ada roti yang masih baru dan segar ,diletakkan di dalam keranjang dan disana jelas ada tulisan :"Free".berarti gratis.

Lagi lagi, hingga siang hari, bungkusan roti tersebut tidak ada yang menyentuh. Mungkin yang ada disana,kebetulan orang yang mampu beli,sehingga mereka merasa malu untuk mengambil

Bahkan pernah dibuka dapur umum ,untuk melayani orang orang yang membutuhkan makanan,Tapi akhirnya tidak melanjutkan lagi,karena panitia terdiri dari 6 orang,sudah menyediakan waktu untuk mempersiapkan makanan.Ternyata yang datang ,cuma 2 orang saja.

dokpri
dokpri
Buahan Gratis Untuk Anak Anak

Hampir di setiap supermarket, begitu kita masuk ke dalam yang pertama tampak adalah keranjang berisi buahan segar dengan tulisan :"Free free for kids,"

Tapi menurut salah seorang karyawan disana, seringkali buahan yang disediakan tertinggal disana hingga busuk,karena tidak ada anak anak yang mau mengambilnya.

dokpri
dokpri
Relawan Mengumpulkan Pecahan Botol

Yang namanya orang mabuk, dimana mana sama saja,yakni pikirannya sudah tidak waras.Salah satu tindakan mereka adalah melempar botol kosong bekas minuman  dan ada yang pecah .

Hal ini tentu saja dapat membahayakan para pejalan kaki. Karena itu para voluntir ,setiap hari minggu berjalan berombongan untuk mengumpulkan pecahan kaca dari taman  taman,tanpa digaji sama sekali

dokpri
dokpri
Ini hanya sekedar beberapa contoh saja,bagaimana melalui hal hal kecil,setiap orang diajak untuk ikut berpartisipasi ,menyumbangkan tenaga dan perhatian bagi orang yang kurang beruntung,khususnya bagi penyandang disabilitas.

Karena sudah lama tinggal di Australia, saya tidak tahu persis,apakah di negeri kita,sudah juga diterapkan hal semacam ini?

Tentu saja bukan untuk meniru niru gaya di negeri orang,tapi dengan cara dan gaya  khas Indonesia.

Kalau Australia bisa,Indonesia pasti juga bisa melakukannya,bahkan dalam hal yang jauh lebih besar.

Karena di negeri kita jauh lebih banyak orang yang kehidupan sudah mapan,yang peduli pada orang yang hidup dalam kekurangan.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun