Dari Jawa-sentris Menuju ke Indonesia -Sentris
Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia saat ini sedang berubah ke arah "Indonesia-sentris", bukan lagi "Jawa-sentris" seperti yang terjadi selama ini. "Indonesia sedang berubah ke arah 'Indonesia-sentris', bukan hanya 'Jawa-sentris'. Kemakmuran menyeluruh bukan hanya di Pulau Jawa," kata Jokowi (sumber: Jokowi: Kini Indonesia Tak Lagi Jawa Sentris) )
Stigma Jawa Anak Kandung
Secara diam diam.sejak pasca kemerdekaan RI tahun 1945, issu tentang Pulau Jawa adalah anak kandung RI ,sedangkan daerah lain bukan,telah merasuk ke daerah daerah.
issu ini jua lah yang menyebabkan terjadinya pergolakan di Sumatera Barat  dan di Sulawesi,yakni PRRI dan Permesta PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta.Â
Tulisan ini, tentu tak hendak menggaruk luka lama yang sudah mulai bertaut,melainkan hanya menjelaskan, mengapa sampai timbul perasaan, bahwa daerah lainnya di anak tirikan.
Dari data statistik, penghuni Pulau Jawa berjumlah sekitar 160 juta jiwa, padahal Pulau Jawa, hanya merupakan pulau nomor 5 terbesar di Nusantara. Berarti dari sisi populasi penduduknya, tiga perempat Indonesia berada di Pulau Jawa.Â
Secara serta merta, hampir seluruh kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Secara pribadi,saya tidak ada masalah,karena sebagian anggota keluarga besar kami berasal dari Pulau Jawa, bahkan mantu kami asli orang Purwokerto. Dan beberapa orang cucu kami juga lahir di Palau Jawa.Â
Dengan adanya rencana pindahnya Ibu Kota RI,maka dari satu sisi mungkin saja ada yang keberatan,karena berbagai alasan,yang mungkin saja benar, Tetapi bila ditinjau dari sudut psikologi masyarakat Indonesia, secara umum, maka sesungguhnya hal ini sungguh patut disyukuri.Â
Apalagi sejak tahun 2015 Joko Widodo, Presiden RI telah mengatakan: "Indonesia saat ini sedang berubah kearah:"Indonesia-sentris" bukan lagi: "Jawa-sentris: seperti yang terjadi selama ini. Seperti yang sudah dituliskan di awal tulisan ini.
Secara pribadi, seharusnya saya merasa: "rugi" atas perpindahan Ibu Kota RI ke Kaltim. Karena kami masih punya Unit Apartemen di daerah Kemayoran, Yang dengan sendirinya, harganya anjlok, dengan perpindahan Ibu Kota RI ke Kaltim.Â
Bahkan,kalau sebelumnya, orang rebutan mau kontrak Unit apartemen kami di Mediterania Boulevard, sejak isu pindah Ibu Kota ini, sudah hampir satu tahun, Unit apartemen kami tinggal kosong. Jadi tulisan ini, tidak berdasarkan kepentingan apapun, melainkan sebatas pandangan dari salah satu dari 250 juta rakyat Indonesia
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H