Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ibu Kota RI Pindah, Stigma Jawa Sentris Terpatahkan

27 Agustus 2019   19:17 Diperbarui: 27 Agustus 2019   19:33 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: pemandangan di salah satu sudut Kemayoran /dokpri

Dari Jawa-sentris Menuju ke Indonesia -Sentris

Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia saat ini sedang berubah ke arah "Indonesia-sentris", bukan lagi "Jawa-sentris" seperti yang terjadi selama ini. "Indonesia sedang berubah ke arah 'Indonesia-sentris', bukan hanya 'Jawa-sentris'. Kemakmuran menyeluruh bukan hanya di Pulau Jawa," kata Jokowi (sumber: Jokowi: Kini Indonesia Tak Lagi Jawa Sentris) )

ket.foto: pemandangan di salah satu sudut Kemayoran /dokpri
ket.foto: pemandangan di salah satu sudut Kemayoran /dokpri

Stigma Jawa Anak Kandung

Secara diam diam.sejak pasca kemerdekaan RI tahun 1945, issu tentang Pulau Jawa adalah anak kandung RI ,sedangkan daerah lain bukan,telah merasuk ke daerah daerah.

issu ini jua lah yang menyebabkan terjadinya pergolakan di Sumatera Barat  dan di Sulawesi,yakni PRRI dan Permesta PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta. 

Tulisan ini, tentu tak hendak menggaruk luka lama yang sudah mulai bertaut,melainkan hanya menjelaskan, mengapa sampai timbul perasaan, bahwa daerah lainnya di anak tirikan.

dokpri
dokpri
Tiga Perempat Indonesia Berada di Pulau Jawa

Dari data statistik, penghuni Pulau Jawa berjumlah sekitar 160 juta jiwa, padahal Pulau Jawa, hanya merupakan pulau nomor 5 terbesar di Nusantara. Berarti dari sisi populasi penduduknya, tiga perempat Indonesia berada di Pulau Jawa. 

Secara serta merta, hampir seluruh kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Secara pribadi,saya tidak ada masalah,karena sebagian anggota keluarga besar kami berasal dari Pulau Jawa, bahkan mantu kami asli orang Purwokerto. Dan beberapa orang cucu kami juga lahir di Palau Jawa. 

Dengan adanya rencana pindahnya Ibu Kota RI,maka dari satu sisi mungkin saja ada yang keberatan,karena berbagai alasan,yang mungkin saja benar, Tetapi bila ditinjau dari sudut psikologi masyarakat Indonesia, secara umum, maka sesungguhnya hal ini sungguh patut disyukuri. 

Apalagi sejak tahun 2015 Joko Widodo, Presiden RI telah mengatakan: "Indonesia saat ini sedang berubah kearah:"Indonesia-sentris" bukan lagi: "Jawa-sentris: seperti yang terjadi selama ini. Seperti yang sudah dituliskan di awal tulisan ini.

dokpri
dokpri
Catatan Tambahan:

Secara pribadi, seharusnya saya merasa: "rugi" atas perpindahan Ibu Kota RI ke Kaltim. Karena kami masih punya Unit Apartemen di daerah Kemayoran, Yang dengan sendirinya, harganya anjlok, dengan perpindahan Ibu Kota RI ke Kaltim. 

Bahkan,kalau sebelumnya, orang rebutan mau kontrak Unit apartemen kami di Mediterania Boulevard, sejak isu pindah Ibu Kota ini, sudah hampir satu tahun, Unit apartemen kami tinggal kosong. Jadi tulisan ini, tidak berdasarkan kepentingan apapun, melainkan sebatas pandangan dari salah satu dari 250 juta rakyat Indonesia

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun